Headlines

UMKM Ciptakan Pasar Baru dan Sumber Inovasi

Timor Tengah Utara  – Perkembangan UMKM di masa pandemic semakin tinggi dengan bermunculannya para wirausaha baru yang membanting setir karena begitu banyak bidang pekerjaan yang tak lagi eksis.

Sebelumnya pun sebenarnya potensi berkembangnya UMKM sudah terlihat. Dari data terakhir yang diperoleh di tahun 2016-2018 UMKM mengalami peningkatan yang sangat signifikan dimana dari tahun 2016 itu jumlah UMKM yang ada di Indonesia sebesar 61,7 juta dan mengalami peningkatan di 2018 sekitar 2,8 juta dari 61,7 menjadi 64,2 juta.

Hal itu dibeberkan oleh Adi Faisal Aksa, SE, M.Ak, Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Timor, saat menjadi naras umber Webinar Literasi Digital wilayah Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Jumat 27 Agustus 2021.

Dikatakannya Adi, perkembangan UMKM yang sangat pesat ini bisa membuka lapangan kerja yang baru untuk generasi muda. “Sehingga pola pikir masyarakat tidak hanya mengejar menjadi seorang PNS. Dan dengan adanya perkembangan UMKM di sepanjang tahun ini otomatis pengangguran semakin menurun dan lapangan kerja pun semakin bertambah,” ujar Adi dalam webinar yang dipandu oleh Yulian Noor ini.

Lebih lanjut menurut Adi, banyak peran dari UMKM. Diantaranya adalah sebagai penyedia lapangan kerja terbesar.  Dan dengan adanya UMKM maka orang akan berani untuk membuka diri dengan cara membuka usaha usaha yang baru sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

Dengan hal itu maka otomatis akan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. UMKM juga menjadi pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat yang mampu menciptakan pasar baru dan sumber inovasi. Yang tak kalah penting manfaat UMKM adalah sebagai penyumbang neraca pembayaran melalui ekspor masyarakat.

Ada 3 aspek yang bisa dilihat dari kontribusi UMKM bagi perekonomian yaitu PDB, tenaga kerja dan kesempatan ekspor. Dan Indonesia merupakan penyumbang PDB (Produk Domestik Bruto) yang besar sebab hampir 50% lebih sekitar 55 sampai 60% penyumbang PDB terbesar. Tenaga kerja yang ada terserap sehingga kurang lebih 99% atau mendekati 100%.

Meski terbilang banyak manfaatnya, diakui ada sejumlah permasalahan terkait hal ini. Yaitu SDM yang memiliki kemampuan mengelola usaha yang masih rendah. Juga pengetahuan digital yang tak merata karena anak-anak muda saat ini biasanya memakai gadget sebagai hiburan padahal banyak manfaat yang bisa didapat dari HP yang kita miliki.

“Teknologi yang kita gunakan saat ini sangat sederhana, tidak ada kata terlambat untuk itu kita harus belajar dengan teknologi digital yang ada kita. Semisal belajar bisa di YouTube atau media media sosial yang lain bagaimana apa sih cara yang kita lakukan terhadap produk produk atau pelayanan yang kita miliki sehingga produk yang kita layani atau memiliki itu lebih menarik,” jelasnya.

Selain Adi Faisal, pembicara lain adalah Aditya Sani, Founder Briefer.id, Fendi, Founder of SuperStar Community Indonesia dan Eryvia Maronie sebagai Key Opinion Leader. 

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *