Headlines

Film Sayap-Sayap Patah Diputar di Bali, Ini Tujuannya

Kabardenpasar.com – Aksi pemberontakan dilakukan narapidana kasus terorisme di Rutan Markas Komando Korps Brigade Mobil (Mako Brimob) Kelapa Dua Depok, Jawa Barat Selasa (8/5/2018) silam.

Dalam peristiwa yang berlangsung selama kurang lebih 36 jam ini, lima anggota kepolisian gugur, dan satu orang tahanan lain tewas.

“Karena peristiwa ini banyak dilupakan oleh orang, saya coba angkat kembali melalui sebuah film dengan judul Sayap-Sayap Patah,” ucap Denny Siregar selaku produser Sayap-Sayap Patah saat nonton bareng (nobar) di TSM XXI, Denpasar, Sabtu (3/9/2022).

Menurutnya, film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Ariel Tatum, ini merupakan sebuah monumen bagi para korban. Kedua kata Denny, film tersebut juga sebagai pengingat akan bahaya terorisme di Indonesia.

“Saya ingin mengabarkan betapa bahayanya terorisme di negeri kita ini. Begitu kejamnya mereka, termasuk pada saat melakukan pembunuhan kepada anggota Polri saat kerusuhan itu,” tuturnya.

Denny menampik film yang mulai diproduksi tahun 2020, dan selesai tahun 2021 ini sengaja ditayangkan untuk “mengalihkan perhatian masyarakat” di saat sedang hangat-hangatnya kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

“Kalau ada pemikiran itu, nggak masuk akal bagi saya. Karena gini, film ini kan diproduksi sudah lama, sementara FS (Irjen Pol. Ferdy Sambo) kan baru-baru aja. Kita sudah preparing sejak lama dan kita baru dapat tanggal tayang sudah lama, jauh sebelum kasus Ferdy Sambo,” tegasnya.

Bahkan dirinya juga sempat berfikir dengan adanya peristiwa kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, film Sayap-Sayap Patah kurang menarik minat masyarakat.

Ketua Panitia nonton bareng Hengky Suryawan mengatakan, nobar diikuti oleh 169 orang berasal dari elemen kemasyarakatan dan anggota kepolisian.

Pria yang juga Ketua Umum Forum Peduli NKRI ini menambahkan, film tersebut juga sebagai pesan kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap ancaman radikalisme.

“Radikalisme ini musuh kita bersama, bukan hanya musuh polisi. Oleh karenanya, masyarakat harus tetap waspada dengan ancaman-ancaman itu,” tuturnya.

Selain itu lanjutnya, nobar dengan anggota kepolisian dari Polda Bali dan jajaran sebagai bentuk dukungan moril kepada institusi Polri.

Di tempat yang sama Ketua DPW Pencinta Tanah Air Indonesia (Petanesia) Bali Bima Prasetya mengatakan, selama intoleran masih ada, maka aksi-aksi terorisme juga ikut serta.

“Yang masih berkembang itu kan isu-isu agama. Nah ini harus disadari bersama, padahal bangsa ini harusnya sudah selesai dengan urusan agama, saling merangkul, bicara dan membahas kebangsaan,” ujarnya.

Dalam film Sayap-Sayap Patah ini kata Bima Prasetya, banyak terkandung pesan-pesan terkait kebangsaan. Sehingga dapat menambah wawasan bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *