Masyarakat Catur Desa Kecamatan Banjar Siap Menangkan Koster-Ace
SINGARAJA-Ratusan warga dan tokoh masyarakat Catur Desa Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng menyatakan mendukung Pasangan Calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Wayan Koster-Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Ace) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018, dengan mengancungkam salam “Satu Jalur”. Catur Desa sendiri merupakan empat desa adat di Kawasan Danau Tamblinga yang menyungsung Pura Danau Tamblingan. Keempat Catur Desa itu ialah Desa Goblek, Munduk, Gesing dan Uma Jero.
Hal itu terungkap saat simakrama Koster-Ace dengan ratusan warga serta tokoh masyarakat Catur Desa, Kecamatan Banjar pada Senin (2/4/2018)di Wantilan Banjar Desa Goblek, Kecamatan Bamjar, Buleleng. Hadir pula dalam kegiatan itu Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Kabupaten Buleleng Putu Agus Suradnyana dan kader PDIP Nyoman Sutjidra, Ketut Kariyasa Adnyana serta Pengerajeg Adat Dalem Tamblingan I Gusti Agung Ngurah Pradnyan.
Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Kabupaten Buleleng Putu Agus Suradnyana mengungkapkan bahwa Wayan Koster adalah putra asli Buleleng yang merantau ke Jakarta, dan kemudian terpilih tiga kali sebagai anggota DPR RI. Kini, Wayan Koster yang kelahiran Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula setelah memperolah berbagai pengalaman di Ibu Kota, memilih pulang ke Bali untuk mengabdikan dirinya membangun Pulau Dewata.
“Pak Koster itu banyak punya jaringan di Jakarta. Selama jadi DPR, beliau banyak membantu masyarakat dan pembangunan di Singaraja. Mulai dari Rumah Sakit Pratama di Buleleng Timur juga Barat, wantilan, sekolah, jalan hotmik dan masih banyak lagi,” sebutnya.
Jadi tegas dia, Koster telah terbukti berbuat banyak untuk Gumi Panji Sakti. Apalagi kini Koster sebagai satu-satunya calon gubernur yang merupakan putra asli Buleleng. “Jadi sudah jelas, pilih nyame gelah. Nyen buin ane kal pilih? Jeg, pilih Koster-Ace,” katanya.
Sementara Cagub Wayan Koster dalam sambutannya, salah satu hal yang disorotinya adalah terkait pengelolaan hutan negara. Menurut dia, awalnya sebelum era Indonesia merdeka, hutan negara merupakan milik desa adat. Hanya saja karena kurangnya tertib administrasi sebagai bukti kepemilikan, akhirnya diambil alih oleh negara. Oleh karena itu, setelah terpilih nanti, akan memperjuangkan agar hutan yang berada di wilayah desa adat agar diserahkan pengelolaanya kepada masyarakat adat.
“Apalagi Bapak Presiden Jokowi berpikiran lebih maju ke depan yang akan memberikan hutan dikelola masyarakat adat melalui hak guna hutan. Tujuannya mampu memberikan maanfaat bagi masyarakat adat. Tentu masyarakat adat akan lebih memiliki kepedulian untu menjaga kelestariannya. Di Buleleng, sekitar tujuh hutan sudah menjadi milik dan dikelola desa adat,” ungkap dia.
Tak jauh beda, Pengerajeg Adat Dalem Tamblingan I Gusti Agung Ngurah Pradnyan juga mengatakan bahwa Koster telah banyak berbuat bagi masyarakat dan pembangunan Buleleng. “Beliau juga dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas, dan pasti akan mampu membangun Bali dan Buleleng khususnya ke arah yang lebih baik,” ujarnya. (pra)