Pentingnya Etika, Hormati Orang Lain Saat Bermedsos

0

Jakarta – Ketika berada di ruang publik, yang mana bukan hanya ada satu orang saja, kita perlu menjaga etika dan bertingkah laku sopan santun. Sopan bisa diartikan hormat atau merasa sungkan kepada orang lain sehingga kita melakukan hal yang baik-baik saja. 

Pentingnya beretika saat berada di ruang publik merupakan keharusan yang akan menjadi standar penilaan orang lain terhadap moralitas.  Etika itu penting untuk diterapkan sehari-hari, bahkan bukan hanya di ruang publik saja, dalam bermedia sosial pun etika tetap ditegakkan. 

Apa saja jenis etika yang harus dipahami saat berada di ruang publik? Etika tersebut seperti; selalu ramah dan tersenyum kepada orang lain. Terlebih kepada mereka yang tidak sengaja bertatapan muka dengan kita. Selalu mengucapkan kata permisi, tolong, dan terimakasih jika mendapat bantuan dari orang lain. 

Jangan pernah meludah di tempat umum. Pergilah ke toilet jika ingin melakukannya. Tutuplah mulut dan hidung ketika bersin.

Etika ini mudah untuk dilakukan namun banyak orang tidak melakukannya dengan benar. Ditambah lagi saat ini sedang pandemi Covid-19, dimana semua orang wajib menggunakan masker dan selalu memperhatikan protokol kesehatan lain seperti menjaga jarak, serta cuci tangan dimanapun dan kapanpun. 

Inilah yang menjadi pembicaraan dalam kegiatan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Rabu (16/6/2021) siang. Dalam hal ini yang menjadi pembicara adalah Drs. Muhammad Gunawan, M.Pd selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dia menjelaskan betapa pentingnya penerapan etika saat berada di ruang publik. 

Makna etika menurut pakar Sidi Gazalba, adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Sementara etika sosial adalah suatu aturan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara). Serta tanggung jawab umat manusia dengan lingkungan hidup.

“Etika itu mencakup sopan santun, nilai, norma dan ketatakramaan,” papar Gunawan. 

Dijelaskan lebih lanjut, menurut dia, etika sosial itu membina, hablumminanas, menumbuhkan kepedulian sosial, menjaga kerukunan di masyarakat. Etika memberikan kehidupan yang semakin pluraistik. 

“Memberikan orientasi dalam menghadapi transformasi sosial, budaya, ekonomi, intelektual, politik yang cepat, agar kritis terhadap ideologi dan perubahan yang terjadi,” lanjutnya.

Berperilaku baik, atau memiliki etika yang sopan tidak hanya dilakukan di kehidupan realistis saja. Menurut Gunawan, dalam menggunakan media sosial pun etika tetap harus dijaga. Jangan sampai menimbulkan fitnah dan kegaduhan yang justru akan menjerat diri sendiri ke persoalan hukum. Pasalnya, dengan adanya UU ITE, orang bisa saja tersinggung hanya karena komentar yang tidak etis dan akan menyebabkan pencemaran nama baik. “Kalau sudah begitu akan berurusan dengan hukum dan pihak yang berwajib. Banyak kasusnya kan hanya karena komentar yang negatif kepada postingan orang lain. Padahal mereka tidak saling mengenal,” lanjutnya. 

Menurut Gunawan, komunikasi dan relasi di dunia maya pada dasarnya sama dengan dunia nyata, harus tetap memperhatikan etika. “Medsos tidak semata ruang privat tetapi juga ruang publik sehingga harus tetap menjaga sopan santun dan saling menghargai,” tutupnya. 

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Rabu (16/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Chris Jatender (Kaprodi Tekhnik Informatika STTI STIENI), Adinda Atika

(Business Development Manager Fintech Tunai Kita), Ilyas Yasin, M.M.Pd (Akademisi Dosen STKIP Yapis Dompu) dan Key Opinion Leader adalah Loly (The Power of Ethic).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *