Sebaiknya Pakai ‘Uang Dingin’ Jika Berinvestasi Online

0

Gianyar – Teknologi memiliki beragam platform yang kini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin asal kita mau bergerak. Internet dan media sosial memiliki potensi untuk menghubungkan banyak orang dengan mudahnya.

Banyak sekali sisi positif yang kita bisa dapatkan dari dunia digital jika kita mau berpikir kreatif yang positif untuk meningkatkan kualitas diri kira sendiri maupun meningkatkan perekonomian kita.

Termasuk pentingnya dunia digital semisal e-market untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya yang berkecimpung di UMKM daerah.

Menurut Nita Sellya, seorang pembicara di Webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Siberkreasi di Kabupaten Gianyar Bali, Senin 21 Juni 2021, e-market adalah pasar yang menghubungkan perangkat elktronik dan internet dalam proses penjualan dan transaksinya

“Banyak manfaat yang bisa diambil dari semakin berkembangnya teknologi digital, terutama di era pandemi yaitu pemanfaaatan untuk sisi marketing produk,” ujar Nita.

Ia memandang e-market adalah sesuatu yang bisa menjadi solusi di saat pandemi agar bisnis tetap berjalan.

“Metode penjualan bisa pake Twitter, tokped, shoopee, IG, FB dan lainnya,” kata Nita Sellya. Agar produk kita lebih cepat dikenal dan mendapat perhatian pengguna medsos lainnya, menurutnya ada sejumlah langkah yang bisa diambil.

Dikakannya juga jumlah pengunjung yang berbelanja lewat online sangat banyak. Dari sebuah survei tentang junlah kunjungan konsumen ke e-market periode bulan Januari-Maret 2021 untuk Tokopedia saja sejumlah 126,4 juta kunjungan per bulan, Shopee sebanyak  117 juta,  Bukalapak 31,27 juta, menyusul Lazada dan Bibli dengan masing masing 28,29 juta dan 18, 52 juta kunjungan per bulan.

“Bayangkan kalua produk kita sebagian dijual di market place tadi, 1 persen saja orang melihat produk kita sudah lumayan dan kita gak perlu kemana-mana,” jelasnya.

Ia juga memberi sejumlah trik untuk menarik minat pengguna internet agar melihat produk yang kita tawarkan. Diantaranya adalah ceritakan tentang produk dan sebarkan juga testimoni serta jangan lupa berikan layanan terbaik dan cepat.

“Pengalaman saya awalnya, saya ke temen menjelaskan, manfaatnya apa ke mereka, simpan testimoni dan posting kemana mana ke semua medsos, karena orang harus tau,” ujar Nita.

Nita juga menyarankan sisi kecepatan dan keamanan produk. Selain itu dalam bermedsos untuk promosi produk, tentukan juga mana media sosial yang diketahui banyak penggunanya. Kasih tau ke semua orang, dari mulut ke mulut menyebar, kemudian kita harus menganalisis bulan ini yang laku apa.

Ia mencontohnya menjelang lebaran, stok daging dan kue kering jauh sebelum Hari-H, sehingga saat sudah mendekati  Lebaran hatga bisanya tinggi, maka produk kita bisa dijual dengan harga biasa saja karena saat membeli pun kita mendapat harga yang lebih rendah.

“Kita sudah punya barang dengan harga rendah , bisa juga hampers, stok beberapa bulan sebelumnya saat harga rendah. Saat valentine, stok coklat, kenal supplier kontak kontak mereka dari jauh hari. Setidaknya sudah pasti supplier yang bagus tandain dari sekarang jauh hari, simpen dengan rapi, lepaskan saat Hari-H.”

Ia juga mengatakan dengan menjual produk dengan harga terjangkau dan penataan bagus pasti banyak konsumen karena saat penjual lain menaikkan harga, kita masih pakai harga lama. DIsarankan juga untuk mempromosikan produk sesuai dengan karakteristik market place.

“Misal saja Lazada biasanya untuk orang yang suka COD, sementara Shopee bisa laris untuk para cewek, tokopedia untuk cowok. Hal ini harus dipelajari.”

Terakhir ia memberi tips untuk memulai berjualan di dunia online yaitu  siapkan produk yang akan dijual kemudian foto produk, deskripsi produk, foto testimoni kalau sudah ada dan barulah memilih jenis e-market.

Dikakannya juga jumlah pengunjung yang berbelanja lewat online sangat banyak. Dari sebuah survei tentang junlah kunjungan konsumen ke e-market periode bulan Januari-Maret 2021 untuk Tokopedia saja sejumlah 126,4 juta kunjungan per bulan, Shopee sebanyak  117 juta,  Bukalapak 31,27 juta, menyusul Lazada dan Bibli dengan masing masing 28,29 juta dan 18, 52 juta kunjungan per bulan.

Sementara itu pembicara lain Ruhut Marhat Simanjuntak mengatakan selain manfaat positif dari perkembangan dunia digital, kita harus mencermati manfaat negative agar tidak menjadi korban.

Salah satu efek negatif tadi adalah penipuan investasi online yang kerap menjerumuskan pengguna internet.

Dia berbagi tentang jenis-jenis investasi online yang harus dihindari diantaranya adalah Invertasi Skema Ponzi, Investasi Emas Palsu, Agrobisnis, pemindahan warisan, perburuan harta karun dan penggandaan uang.

“Cara menghindari invetasi online diantaranya adalah melakukan riset sebelum berinvestasi, bertanya kepada ahlinya atau teman yang sudah pernah, membaca dokumen atau legalitas perusahaan, cek melalui situs OJK atau BI,” terang Ruhut.

Dan yang juga penting lanjutnya jika kita mau berinvetasi online harus menyadari dua hal ini yaitu jangan serakah dan mau untung banyak saja, serta selalu pakai uang dingin dalam berinvetasi. Uang dingin maksudnya uang yang bukan diperuntukan untuk keperluan sehari-hari yang wajib kita keluarkan atau pun uang yang kita simpan untuk keperluan urgent.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *