Jangan Sebar Konten Negatif, Ingat Jejak Digital Abadi
Asmat Papua – Kehadiran media sosial mengubah berbagai cara interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Dengan adanya media sosial, setiap orang bisa secara mudah terkoneksi dan berkomunikasi dengan orang lain di berbagai belahan daerah.
Tapi, hadirnya media sosial juga bisa menjadi tantangan jika tidak digunakan secara bijak. Oleh sebab itu, Blogger, Social Media Enthusiast, Entrepreneur, Driana Rini Handayani kembali mengingatkan dan mengajak untuk bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
“Jangan asal posting. Pastikan berita/konten yang kita unggah adalah benar, baik dan bermanfaat,” ujar dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, di Kabupaten Asmat, Papua, Selasa, (29/6/2021).
Kemudian, Driana juga menyarankan agar menghindari mengunggah konten ujaran kebencian, berita palsu, SARA, dan juga fitnah. Ia juga mengatakan untuk bisa menggunakan bahasa dan perilaku yang sopan.
Lebih lanjut, Driana mengingatkan, bahwa jejak digital itu abadi. Sulit untuk bisa menghapus setiap unggahan bernuansa negatif.
Selain itu, jejak digital negatif, juga akan berdampak pada kehidupan di dunia nyata. Bahkan bisa membuat seorang kesulitan mendapat pekerjaan.
“Jangan sampai karena jejak digital yang buruk tadi kita jadi kehilangan pekerjaa, kehilangan kesempatan bisnis atau pendidikan, kehilangan teman dan keluarga Ingat juga ada konsekuensi hukum di baliknya seperti Undang-undang ITE,” kata Driana.
Menyambung hal tadi, dalam kesempatan yang sama, musisi, dan aktivis sosial, Melanie Subono, juga memberikan contoh bagaimana menggunakan media sosial untuk niat yang positif.
“Kita bisa memulai gerakan sosial di internet. Seperti Rumah Harapan yang saya bina selama 14 tahun bersama kelompok masyarakat. Melalui Rumah Harapan, kami mencoba memberi pengaruh dan bantuan untuk orang-orang yang membutuhkan,” ujar Melanie Subono.
Melanie menegaskan, bahwa dengan begitu, akan lebih bisa untuk menebarkan hal dan konten positif di media sosial. Bahkan, juga bisa membantu orang-orang yang membutuhkan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Asmat, Papua ini juga dihadiri pembicara lain yakni Yuliana Langewuyo (executive director of the Catholic church’s Franciscan Justice, Peace and Integrity of Creation), Remus Kmurawak (Dosen Sistem Informasi)
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.