Membangun Brand di Bisnis Online
Jembrana – Brand lokal dalam satu dekade terakhir bertumbuh cukup pesat. Pertumbuhan ini juga didukung oleh penggunaan e-commerce dan kemudahan pembayarannya. Pelaku UMKM ini pun cukup mendapat dukungan dan perhatian dari pemerintah.
Dwika Putra Hendrawan, CEO Riuh Renjana Kreatif memaparkan brand lokal UMKM memiliki beberapa kelebihan. Label “karya anak bangsa” menjadi salah satu kelebihan usaha produk lokal.
“Di setiap negara rasa nasionalisme dan kedekatan ini ada. Dalam artian membeli produk lokal sama dengan kita mensupport karya teman sebangsa,” tutur Dwika, dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital Wilayah Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa (22/6/2021).
Menurut Dwika, dua kelebihan lagi yang dimiliki oleh brand lokal adalah harga terjangkau layanan pelanggan yang lebih terasa dekat. Produk lokal merupakan usaha dalam negeri dan diproduksi di negara yang sama, maka harganya relatif terjangkau dibandingkan dengan produk impor. Pelayanan yang dekat pun menjadi keunggulan dari brand lokal karena berada di satu negara yang sama, maka brand lokal harus lebih paham bagaimana cara berbicara dengan customer.
Dalam membangun dan mengembangkan usaha, brand lokal UMKM harus bersaing dengan merk ternama yang sudah ada lebih dulu. Tantangan ini juga mengharuskan brand lokal untuk meningkatkan brand visibility dan teknik pemasaran. Kedekatan antara penjual dan pembeli dapat dibuat menjadi sebuah cerita. Kedekatan itu bisa menjadi marketing tools atau alat pemasaran yang baik.
Mengistimewakan pelanggan juga menjadi salah satu solusi meningkatkan kesadaran dan penjualan produk, “Saat ini era sosial media, semua orang berhak untuk menjadi kreator dan memiliki keinginan untuk menajadi kreator, termasuk pelanggan brand lokal. Maka dari itu, jadikan pelanggan sebagai mitra. Berikan apa yang mereka (pelanggan) mau, seperti info produk lebih dulu, apresiasi, dan mengistimewakan pelanggan,” ujar Dwika.
Selain itu terdapat tiga hal yang perlu diterapkan kepada pelanggan yaitu, kesadaran (brand awareness), pertimbangan (menarik pembeli), dan tindakan (membuat calon pembeli menjadi membeli). Tips dari Dwika menyiasati ketiga hal di atas adalah mengetahui nilai atas produk yang akan dijual, mengetahui target pasar yang sesuai dengan produk, mengetahui tujuan usaha dalam artian menarik, dicari-cari pembeli, atau hanya keuntungan semata.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa (22/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Abang Suluh Husodo (CEO MAXPLUS), I Gede Ngurah Patriana Krisna (Wakil Bupati Kabupaten Jembrana), Ida Bagus Kade Dwi Suta Negara (Koordinator Prodi Teknik Informatika Universitas Triatma Mulya), dan Adelita.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.