Adaptasi Digital Diperlukan Agar Mampu Bertahan di Era Pandemi
Jayapura – pandemi seperti membaca semua manusia untuk memaksimalkan kemampuan adaptasi secara signifikan demi bertahan hidup. Masa pandemi juga bagian dari sejarah dunia, dimana virus mampu melumpuhkan aktivitas manusia di seluruh dunia di berbagai negara.
“Berbicara soal stay productive and positive di masa pandemi, kita harus membaca situasi yang kita hadapi seperti ini. Kita sedang ada di situasi seperti apa, kita ada di mana, itu penting untuk memutuskan apa yang harus kita lakukkan dan tidak untuk kedepannya,” ucap Andrei Maryen,Kaprodi Manajemen Universitas Kristen Papua Sorong, saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kota Jayapura, Papua, Kamis (1/7//2021).
Memahami kebiasaan yang berubah seperti biasanya kita bangun pagi pergi ke kantor, atau belanja ke pasar, tiba-tiba semua harus dihentikan. Itu bisa menimbulkan demotivasi atau kehilangan motivasi, dan produktivitas yang menurun.
“Tidak bisa dipungkiri, bahwa masa pandemi ini seperti memaksa semua manusia untuk beradaptasi dengan dunia digital. Dengan beradaptasi kita bisa survive, dan jika tidak kita akan jadi korban,” ujarnya.
Maka, yang dilakukan adalah harus mencari cara bagaimana supaya bisa beradaptasi dari situasi yang tidak bisa kita ubah.
“Kita memang tidak bisa mengubah situasi, tapi kita bisa mengubah cara berpikir dan beradaptasi,” tambahnya.
Ini adalah satu hal yang penting dan perlu kita ketahui bahwa mau sampai kapanpun jika kita terus down, kita tidak akan terus maju. Perspektif itu penting, dalam hal meningkatkan produktivitas, mengembangkan diri, mempelajari hal baru dan masih banyak lagi yang bisa dilakukkan.
Kalau kita melihat pandemi hanya dari sisi negatifnya, seperti banyak angka kematian, dampak ekonomi global, banyak phk dan kerugian. Akibatnya, tidak akan ada pergerakan yang membantu mewujudkan solusi di masa pandemi.
Itulah alasan mengapa menjaga pikiran dan perspektif adalah kunci di masa sulit seperti ini. Kita harus bisa mengerti bahwa keadaan sudah tidak bisa dirubah, selain diri dan pikiran kita yang berubah yang secara tidak langsung bisa menyelamatkan diri sendiri juga.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar dilakukan di wilayah Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (1 Juli 2021) ini juga menghadirkan pembicara yaitu Robby Wahyu (Senior Associate Partner at MAXPLUS), Bernardus D. Adi (Account Director), Sarah Mirati Mu’minah (Founder MOOI Papua), Andrei Maryen (Kaprodi Manajemen Universitas Kristen Papua Sorong), dan Dhan Geisha.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)