Yuk Upgrade Digital Skill Kamu
Timor Tengah utara – Konektivitas digital yang meningkat membuat masyarakat harus adaptif dan responsif, terutama dari sisi pemahaman tren dan penguasaan perangkat teknologi. Terlebih di masa pandemi, banyak keterampilan digital yang diperlukan agar mampu bertahan dalam cepatnya penetrasi teknologi di kehidupan sehari-hari.
Transformasi digital yang terjadi secara cepat dan masif di era pandemi bukan saja membuat banyak perusahaan beralih ke dunia digital. Keseharian dan gaya hidup pun ikut berubah. Sebagai contoh, perubahan aktivitas kerja yang dulunya menuntut kehadiran fisik di kantor menjadi work from home atau di mana saja yang penting terkoneksi dengan internet.
Dikatakan Rio, banyak kebiasaan yang mesti berubah di masa pandemi, semisal work from home, pembatasan pengunjung mal, adaptasi kebiasaan baru new normal. “Selain itu akibat pandemi, terjadi penurunan penghasilan, social physical, penutupan tempat wisata serta terganggunya tiga aspek penawaran permintaan suplai chain,” tutur Rio Mulyono.
“Banyak perubahan yang terjadi di masa pandemi, adaptasi kebiasaan baru dari (kegiatan) offline ke online. Khusus di bidang UMKM dari hasil studi dari 30 ribu bisnis di 30 negara, sebanyak 61 persen UMKM telah melaporkan penurunan penjualan saat pandemi,” ungkap Rio Mulyono, Direktur Utama PT Andara Lintas Indonesia, saat berbicara dalam webinar Literasi Digital Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa 6 Juni 2021.
Untuk itu Rio menekankan pentingnya memiliki digital skills. Nah, pentingnya digital skill di masa depan tidak terbatas untuk perkembangan teknologi saja loh! Ada banyak manfaat penting lainnya yang bisa didapatkan dari skill IT.
“Ada sejumlah ketrampilan digital atau digital skill yang wajib dimiliki di era new normal. Di antaranya harus mengetahui dam memahami penggunaan platform-platform komunikasi digital seperti Washap, Messenger, Zoom dan lainnya. Juga perlu memahami cara menggunakan medsos secara efektif, pengetahuan tentang digital marketing untuk memasarkan produk atau jasa via digital serta pengetahuan mengenai transaksi digital,” kata Rio.
Selain digital skill, Maximus L Taolin, Dosen Manajemen FEB UNIMOR, mengatakan pentingnya sosialisasi penggunaan ruang digital khususnya e-market untuk para pelaku UMKM. “Pelaku usaha kecil perlu memahami digitalisasi agar bisa menumbuhkan usahanya dan meningkatkan perekonomian,” kata Max.
Melansir sejumlah studi, ia mengatakan bahwa syarat untuk menjadi negara maju ialah jumlah pelaku enterpreneur di suatu negara harus melebihi 14 persen dari jumlah penduduk atau setidaknya mininal 10 persen.
“Sementara itu untuk Indonesia rasio wirausaha dalam negeri sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk atau 8,06 juta jiwa dibandingkan penduduk yang berjumlah sedikitnya 260 juta jiwa. Sementara Singapura memiliki rasio tujuh persen dan Malaysia lima persen,” jelasnya.
Ia juga memberikan langkah-langkah kepada para calon pelaku wirausaha untuk memulai bisnisnya di ruang digital saat ini. Ia mencontohkan di daerah NTT saat ini penjualan produk Tenun Ikat dari rumahan dengan mengandalkan platform pemasaran digital.
Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah mempersiapkan produk, pemasaran, melihat tren saat ini, ketersediaan supplier, menentukan target pasar dan mempersiapkan jaringan pemasaran.
Webinar literasi digital yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi ini juga menghadirkan Chris Jatender, Kaprodi Teknik Informatija STTI STIENI, Asep Ikgsan Gumelar, Dosen Fakultas Pertanian, UNIMOR, dan Key Opinion Leader Aulia Qalbi.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital