Pengendalian Emosi Jadi Soft Skill Penting di Era Digital
Timor tengah – Perkembangan dunia digital semakin hari semakin tak terbendung dan menuntut kecerdasan atau literasi digital untuk mengimbangi kesempatan berkembang juga hal-hal buruk yang mengikutinya.
Kecakapan digital ini dirasa amat penting juga untuk mempersiapkan dan meningkatkan kualitas SDM mampu beradaptasi untuk bertahan dalam meningkatkan perekonomian termasuk di dunia kerja.
Seperti yang dikatakan oleh Ryan Ngongo, creative agency, dalam Webinar Literasi Digital yang digelar Kemkominfo dan Siberkreasi untuk wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur pada Rabu 7 Juli 2021.
“Amat penting untuk memiliki keterampilan digital agar kita bisa dapat bertahan hidup dan bekerja di masa-masa yang akan datang,” ujar Ryan Ngongo.
Untuk itu, lanjut Ryan, setidaknya harus ada lima soft skill yang wajib dimiliki di era digital. Pertama adalah memiliki motivasi yang baik, komunikasi yang baik dan tepat, pengendalian emosi, berpikir kreatif dan inovatif dan memiliki integritas.
Khusus untuk pengendalian emosi, Ryan menekankan bahwa hal ini menjadi kemampuan yang sangat penting mengingat saat ini begitu banyak unggahan di medsos yang sudah tidak terkendali seperti hoaks dan saling sindir.
“Pengendalian emosi penting untuk mengendalikan konten di medsos banyak bertebaran unggahan yang isinya menyakiti orang seperti saling sindir,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan bahwa tujuan literai digital adalah untuk masa depan yang lebih baik. Ia juga mengatakan tak semua orang mampu berpikir kreatif karena perlu jam terbang.
Untuk itu yang harus dilakukan adalah berlatih terus dan mencoba terus dilengkapi dengan berdoa. “Belajar, mencoba dan berdoa, begitu dilakukan dengan terus menerus dan jangan cepat putus asa serta tekun,” sarannya.
Ia juga mengatakan juga sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang informasi dan literasi data. Termasuk kemampuan mencari, memilih, memilah, menyeleksi, mengevaluasi dan mengelola data dan informasi.
“Kita saat ini memang kesulitan mengumpulkan tentang data dan hal ini bisa dipermudah dengan menggunakan digital google form. Semisal menjaring data dari kampung supaya jika ada apa apa kita bisa langsung tahu apa yang harus segera dilakukan,” jelasnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa dalam teknologi digital juga dibutuhkan berkolaborasi, berinteraksi berbagi, terlibat dan bekerja sama melalui teknologi digital. “Komunikasi, teamwork dan kolaborasi penting sebab dii era digital semua dituntut team work, bekerjasama dan tidak bisa bekerja sendiri.”
Sementara itu pembicara lain, Richy Hendra, Senior Security Consultant Maxplus mengatakan semua pengguna internet harus memahami pentingnya bersikap hati-hati saat memasuki dunia digital.
Ia mengatakan banyak kejahatan online yang memiliki celah dilakukan pihak-pihak tertentu untuk menarik keuntungan pribadi.
Dikatakannya, penipuan digital atau lebih dikenal dengan sebutan penipuan online marak terjadi di sekita kita. Apalagi dengan semakin tingginya penetrasi internet di Indonesia,” ujarnya.
“Dengan berkembangnya internet ada sisi negatif yang dimanfaatkan oleh orang orang yang tidak bertanggungjaaab dengan mantargetkan orang lain,” ujar Richy Hendra.
Untuk itu perlu berhati-hati, lanjutnya, salah satu bentuk kehati-hatian para pengguna adalah tidak mengumbar hal-hal privacy di media sosial.
“Banyak kasus penipuan online karena berlatarbelakang keteledoran pengguna internet sendiri yang membuka kesempatan untuk pera penjahat online beraksi,” bebernya.
Dijelaskannya juga, saat ini jenis penipuan online yang kerap terjadi adalah Phising. Phising berasal dari kata fishing artinya memancing yaitu upaya dalam mendapatkan data seseorang dengan teknik pengelabuan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Richy Hendra Sr Security Consultant PT Maxplus, Alki Adi Joyo Diharjo, CEO Viding.co, Felix Nosi, Penulis, Ryan Ngongo Creative Agency dan Key Opinion Leader Dila Resky.