Candu Internet Berbahaya untuk Perkembangan Otak Anak

0

Nabire – Kecanduan Internet perlu jadi perhatian kita, terutama untuk anak muda. Mengetahui 70% pengguna internet adalah anak muda. Kita harus memikirkan langkah untuk kedepannya, karena jika 70% ini kecanduan internet kita tidak tahu bagaimana nasib generasi bangsa.

“Akibat dari kecanduan ini kita jadi terlalu terobsesi dan sering melupakan hal-hal penting yang lain,” ujar Fred Kees Charles Bundah, Program Manager Black Pearl Network, saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Nabire, Papua, Rabu (7/7/2021).

Beberapa penelitian menghubungkan gangguan kecanduan internet secara fisik dapat mengubah struktur otak. Daerah otak depan yang mengalami perubahan karena kecanduan internet adalah otak depan. Fungsi dari otak depan juga cukup penting, seperti mengingat hal-hal detail, membantu fokus perhatian, perencanaan dan memikirkan tugas-tugas utama.

“Saat ini, juga beberapa penelitian masih berlanjut. Untuk menentukan apakah kecanduan internet ini kedepannya bisa dibilang jadi suatu gangguan atau penyakit,” tambah Fred.

Terdapat lima faktor umum yang menyebabkan terjadi kecanduan internet pada anak muda yaitu berasal dari kurangnya perhatian dan pengawasan lebih dari orang tua. Serta lingkungan sekitar, trauma dan rasa ingin tahu yang tinggi. 

Selain itu, gejala yang ditunjukan oleh seseorang yang sudah kecanduan internet pun sangat terlihat jelas baik itu dari psikis atau fisiknya. Pertama, gejala psikis yang timbul ada rasa cemas yang berlebihan, tidak jujur, depresi, memiliki obsesi berlebihan, tidak mampu mengutamakan prioritas, tidak konsisten dengan waktu, memiliki sifat defensive yang berlebihan dan lebih pilih menyendiri.

Sedangkan untuk gejala fisik yang ditunjukan ada insomnia, sering sakit kepala, sakit di bagian leher, rasa nyeri di bagian belakang, bahkan sampai kekurangan nutrisi saking asiknya bermain internet. 

Fred menambahkan bagaimana cara langkah pengobatan atau rehabilitasi ketika sudah kecanduan internet. Menurutnya, memang belum ada obat khusus dan disarankan melalui Cognitive Behavioral Therapy. 

Terapi yang dilakukan untuk merubah pikiran yang buruk akibat kecanduan tersebut ke pikiran yang lebih positif. Ini bisa dilakukan mandiri di rumah, yaitu mencari strategi bagaimana untuk tetap produktif sehingga terlepas dari kecanduan tersebut.

Melakukan hobi, apapun dan berolahraga dianggap sangat membantu menghilangkan kecanduan berlebih pada internet. Bersosialisasi bersama teman-teman juga menjadi tameng beberapa strategi agar bisa terlepasnya rasa kecanduan memegang gadget. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenominfo) bersama Siberkreasi menyelenggarakan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital. Webinar kali ini dilakukan di wilayah Kabupaten Nabire, Papua, Rabu (7 Juli 2021). 

Webinar kali ini menghadirkan pembicara yaitu Aryo Hendarto (Founder & CEO Sajiwa Founder & CPO caritempat.co.id), Daus Gonia (CEO PT. Dengan Senang Hati), Fred Kees Charles Bundah (Program Manager Black Pearl Network), Natan Naftali Tebai (Korwil Budget Resourch Center Honai Papua), dan Denny Abal.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *