Ajarkan Anak Aturan Main dan Etika Digital
Manokwari – Perkembangan digital ini mengubah cara berkehidupan mulai dari anak-anak hingga ke orang dewasa. Fokus menggunakan internet untuk meningkatkan hal-hal dan kegiatan positif, terutama pada anak di masa pandemi seperti ini.
Saat ini aktivitas semua dilakukan dengan internet, bahkan anak-anak sekarang juga melakukan hampir seluruh kegiatannya di internet seperti belajar, dan bermain.
“Teknologi dan dunia digital selalu berkembang. Akan selalu ada keluaran terbaru seiring dengan bergeraknya waktu,” ujar yaitu Gebryn Benjamin, Lead Creative Strategy Frente Indonesia, saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Selasa (13/7/2021).
Sedangkan, manusia harus bisa mengikuti kemajuan teknologi yang belum ada sebelumnya. Ini banyak sekali tumpeng tindih pro kontra antara pengguna internet yang mengatakan, apakah internet ini baik untuk digunakan pada anak-anak.
“Semua Kembali lagi ke kita, pandemi seperti ini membuat anak-anak jadi tidak bisa menghabiskan waktu di luar rumah. Peran keluarga dibutuhkan untuk tetap bisa mengajarkan anak berinteraksi di luar dunia internet,” ucapnya.
Menurut data dari Google, yang dikutip Gebryn, sebanyak 42 persen orang tua di Indonesia khawatir terhadap dampak buruk internet pada Anak. Namun demikian, para orang tua tetap optimistis mereka dapat mengajarkan penggunaan internet yang aman untuk anak.
“Ada banyak hal positif yang bisa dilakukan di internet. Mari kita fokuskan bagaimana menjaga anak-anak dari pengaruh buruk internet. Selama dunia masih terus berkembang, tidak menutup kemungkinan jika pengaruh buruk akan hilang dari dunia internet,” kata Gebryn.
Untuk mengurangi dampak negatif internet, orang tua perlu mengawasi dan membatasi kegiatan anak selama berseluncur di dunia maya. Ini penting dilakukan agar anak tidak mengalami kecanduan internet.
Gebryn pun menyarankan agar orang tua lebih kreatif dalam mencari kegiatan dan aktivitas di luar dunia digital. Setidaknya, anak-anak memiliki pilihan lain dalam menghabiskan waktunya.
“Dengan adanya pembelajaran daring, hampir sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan di depan layar komputer. Mereka perlu jeda dari dunia digital. Lakukan berbagai aktivitas fisik di dunia nyata,” lanjutnya.
Meski sulit untuk menjauhkan anak dari dunia digital, yang sudah menjadi keseharian mereka, orang tua tetap bisa memberikan aturan main dan etika penggunaan internet kepada anak.
“Cara mendidik dan mengawasi anak juga akan selalu berubah mengikuti perkembangan jaman,” ucap Gebryn.
Selain Gebryn, webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenominfo) bekerjasama dengan Siberkreasi ini juga menghadirkan Falke Sakti, Banker, Mona Grace Randa, Penggiat Sosial, dan Adhy Basto sebagai key opinion leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.