Penggunaan Rekening Bersama di Market Place Menjamin Keamanan
Manggarai – Kondisi pandemi memaksa masyarakat menyesuaikan diri dalam perubahan berinteraksi sosial antar manusia di berbagai bidang.
Menurut Rio Mulyono, Direktur Utama PT Andara Lintas Indonesia dalam Webinar Literasi Digital di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Senin 12 Juli 2021, mengingat penetrasi yang begitu luas dari internet di tengah masyarakat saat ini menuntut adanya kecakapan digital.
“Efek pandemi membuat terjadi sejumlah pembatasan di beberapa sisi termasuk keharusan untuk melakukan work from home serta social dan jaga jarak. Sementara itu pengguna internet semakin meningkat dan kita harus melek digital,” ujar Rio dalam webinar yang dipandu oleh Yulian Noor ini.
Lebih lanjut ia menyitir hasil survei bahwa 61 persen usaha kecil menengah (UKM) di Asia Pasifik telah melaporkan penurunan penjualan karena pandemi covid. Dan hal ini menuntut pelaku UMKM harus meningkatkan ruang digital sebagai sarana mencari solusi dengan segala pembatasan di masa pandemi.
Rio juga mengatakan, ada sejumlah kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan teknologi digital di masa pandemi yang harus dipahami untuk lebih memaksimalkan manfaat serta mencegah terjadinya efek negatif yang menyertainya.
“Penggunaa ruang digital bagi UMKM terbilang lebih aman, efisien, fleksibel dan memiliki jangkauan yang luas. Sementara itu ada kekurangannya juga di antaranya memerlukan jaringan internet yang stabil, berkurangnya interaksi sosial, membutuhkan perangkat yang memadai yang belum tentu dimiliki tiap orang,” jelas Rio.
Selain itu di era digital ini, kita dituntut untuk bekerja dengan cepat karena lambat berarti tertinggal. Selain itu penting memiliki digital skills di masa pandemi covid 19 karena merupakan tuntutan untuk mengubah kebiasaan dan memastikan roda ekonomi tetap berjalan. “Yang juga paling penting dalam mempergunakan ruang digital adalah untuk memperluas jaringan dan mengikuti perkembangan dunia.”
Pemanfaatan ruang digital ini juga dilakukan oleh pembicara lain, Lia Arianti, Co-Founder Momomaru Salmon Mentai saat memulai bisnis kulinernya. Ia mengaku mengawali bisnis kuliner karena iseng upload di sosial media hanya beberapa wadah saja dengan konsumen teman sendiri dan berlanjut dengan menerima PO setiap weekendnya.
“Awalnya iseng coba buat dan diupload di medsos kemudian beberapa teman minta dibikinkan, kemudian berlanjut hingga sempat membuka dua gerai offline,” jelas Lia.
Lia juga mengatakan bahwa masuknya UMKM pada e-commerce dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia dan juga meningkatkan kecerdasan masyarakat.
Lia sendiri juga sudah merasakan banyaknya keuntungan berjualan online di market place yaitu bisa lebih hemat dalam urusan permodalan bisnis, lebih praktis dan efisien, dan memperoleh jangkauan pasar yang lebih luas.
Ia juga mengaku senang mempergunakan market place karena lebih aman karena memberlakukan rekening bersama atau Rekber dan pengelolaan yang lebih mudah.
Lia juga menyarankan bagi yang tidak memiliki modal atau produk untuk dijual, bisa memilih untuk berbisnis sebagai dropshipper. Dropshipper memudahkan seseorang bisa berjualan tanpa perlu memiliki stok barang lebih dahulu dengan hanya memasarkan barang dari supplier.
Selain itu banyak fitur market place yang bisa dimanfaatkan untuk menambah keuntungan seperti memakai kupon promosi, chat blast dan live.
Untuk para pemula Lia juga berbagi tips untuk mempergunakan ruang digital yaitu yang pertama adalah menyiapkan produk yang akan dijual. Selanjutnya adalah menggunakan social media dengan membuat tampilan produk semenarik mungkin lewat foto, tulisan atau video dan menentukan target pasar dan menjual produk dengan harga terbaik.
Selain Rio dan Lia, juga hadir sebagai pembicara yaitu Adrianus Suntoro Sukut, Analis Sistem Informasi dan Jaringan, dan Key Opinion Leader Dila Resky.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.