Jangan Lampiaskan Kekesalan di Media Sosial
Sumba Barat – Dunia media sosial (medsos) memang identik dengan anak muda yang sebagian besar memanfaatkannya untuk mencari hiburan, eksistensi diri juga berbisnis. Meski ada yang mengatakan anak muda identik dengan sikap cuek, tetapi tetap saja tak boleh cuek di ruang digital karena etika tetap harus dijaga.
Seperti yang dikatakan oleh Astuti Bobo Kariam, seorang tokoh pemudi di Sumba Barat, dalam Webinar Literasi Digital wilayah Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur pada Kamis 15 Juli 2021, bahwa sikap bijak menjadi sebuah kewajiban sebelum menggunggah di medsos.
“Medsos adalah suatu wadah untuk kebebasan, berbagi opini, video, gambar dan artikel. Medsos melekatkan sifat “kecanduan” yang seringkali dianggap remeh oleh para penggunanya. Tetapi harus selalu diingat bahwa ada undang -undangnya jika tidak bijak menggunakannya,” ujar Astuti dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi.
Dijelaskan juga oleh Astuti bahwa 70 persen dari pengguna mengakses medsos melalui telepon seluler sehingga mudah sekali untuk mengunggah apapun di dunia digital. Untuk itu bijak bermedia sosial itu harus menggunakan akal budi pada setiap unggahan yang dilakukan.
“Kasus yg paling banyak terjadi adalah penyalahgunaan untuk meluapkan isi curahan hatinya bahkan cenderung untuk melampiaskan kekesalannya. Kita sebagai pengguna medsos harus bisa menempatkan media sosial agar tidak hanya sebagai media untuk berekspresi atau eksistensi tapi seharusnya menjadi sarana edukasi positif,” imbuhnya.
Untuk itu Astuti memberi sejumlah saran sederhana yang bisa dipakai untuk bijak dalam bermedsos. Pertama, hindari konten negative atau post hal pribadi seperti masalah pribadi. Kedua, Astuti berpesan untuk mengedepankan akhlak dengan menghargai orang lain.
“Etika media sosial , mengontrol, menyaring terlebih dahulu sebelum memposting sesuatu dan tidak overpost serta jangan plagiat. Semua ini mulai dilakukan dari diri sendiri, jangan melarang orang lain bila diri sendiri belum bijak bermedsos,” kata Astuti.
Bijak dalam ruang digital bisa memberikan banyak manfaat. Salah satunya bisa memaksimalkan investasi online yang kini sedang marak.
Salah satunya memanfaatkan tren investasi emas online. Sofia Sari Dewi, desainer dan content creator mengatakan investasi emas online memiliki sejumlah kelebihan.
“Jika berinvetasi emas fisik minimal setengah gram tergantung stok tapi jika emas online bisa dimulai dari 0,01 gr bahkan Rp5 ribu. Di sisi waktu pembelian, jika membeli emas fisik waktu pembelian saat dana mencukupi untuk nominal pembelian. Sementara kalau investasi emas online bisa kapan saja dan berapa saja. Kendati begitu untuk emas fisik tidak perlu biaya penyimpanan tapi online ada biayanya dimulai dari 30 ribu per tahun.”
Selain Sofia dan Astuti, juga hadri sebagai pembicara dalam webinar ini adalah Adinda Atika, VP Business Development Fintech P2P Lending dan Bayu Eka Sari sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***