Unduh yang Sehat, Unggah yang Bermanfaat Saat Berinternet

0

Jembrana – Saat ini dunia seperti terbelah menjadi dua, dunia nyata dan dunia maya. Kendati berbeda ruang, tetapi keduanya membutuhkan rambu-rambu untuk berada di dalamnya. Sebab dalam dua dunia itu kita hidup tak sendiri tetapi Bersama banyak orang yang menempatinya.

Dikatakan oleh Made Gede Budiartha, SSTP, M.Si, Wakil Ketua Asosiasi LLP Radio & TV Indonesia, dalam Webinar Literasi Digital Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis 15 Juli, sama seperti dunia nyata, di dunia maya pun harus punta tujuan.

“Dunia maya seperti dunia nyata, kita harus tahu tujuan kita mau apa dan mau kemana. Tak beda juga dengan dunia nyata, banyak alasan kenapa orang menggunakan internet. Semisal untuk mencari berita, komunikasi mengirim pesan, bermain game, untuk mengakses layanan publik atau belanja online,” ujar Made Gede Budiartha dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Untuk itulah, lanjut Made, kita harus berpikir bijak dalam mengunggah apapun, karena segala yang kita lakukan dalam ruang digital berjalan sangat cepat. Dan apapun yang sudah kita lakukan akan terekam dan tak akan hilang.

“Contohnya dulu kita harus sabar menunggu kedatangan surat lewat pos, sekarang surat menyurat hanya hitungan detik terkirim dunia dalam genggaman,” imbuhnya.

Ia juga mengatakan kewaspadaan ini lebih ditekankan pada para pengguna medsos karena dari penelitian sebagian besar pengguna internet lebih banyak berada di ruang medso sebesar 51 persen. Sementara untuk belanja online 1,3 persen, layanan publik 2,9 persen, untuk akses berita 1,4 persen dan bermain game 5,2 persen serta untuk mengirim pesan 32,9 persen.

Selain itu dahulu sumber informasi di buku dan media massa offline seperti korban atau televisi, sekarang apapun permasalahannya bisa dicari jawabannya di mesin pencarian google.

“Tapi harus diingat google hanyalah mesin pencarian informasi bukan mesin kebenaran dan bukan sumber kebenaran terakhir, tetap saja semua informasi harus kita manusia yang memilahnya,” tegasnya.

Khusus yang suka bermain medsos, ia mengatakan bahwa harus benar-benar memilah-milah juga kebenaran yang ada dan tidak mudah terpancing. “Kita yang menetukan memilah dan perlu mawas diri.  Unduh yang sehat dan unggah yang bermanfaat.”

Pengguna internet juga harus memiliki kemampuan kesabaran menahan diri untuk tidak reaktif dengan iming-iming yang ditawarkan sejumlah pihak di internet, juga tak perlu reaktif dengana kabar yang bisa jadi hoax.

“Google menyediakan banyak informasi dan kita yang pilah, untuk itu butuh kecerdasan memilih sesuai dengan yang kita inginkan. Sekali lagi unduh yang sehat unggahlah yang bermanfaat.”

Kehati-hatian berselancar di dunia internet juga disinggung oleh Chris Jatender, Kaprodi Teknik Informatika STTI STIENI. Salah satu kehati-hatian yang wajib dipahami adalah cara menghindari phising.

Dikatakan oleh Chris, phising adalah upaya untuk mendapatka informasi data seseorang dengan Teknik pengelabuan.

 “Data yang menjadi sasaran adalah data pribadi yaitu nama usia dan alamat, data akun seperti username dan password dan data finansial yaitu informasi kartu kredit dan rekening,” ujar Chris.

Dikatakannya juga ada banyak jenis penipuan ini diantaranya adalah email phising, web phising, smishing, voice phising, spear phising dan whale phising.

Untuk itu kita perlu berhati-hati agar bisa menghindari penipuan yang jenisnya banyak ini. Sejumlah cara yang bisa dilakukan adalah dengan selalu mengecek ciapa saja pengirim email, jangan asal klik link yang diterima dan pastikan keamanan website yang diakses.

Selain Chris dan Made Gede Budiartha, juga hadir sebagai pembicara adalah I Putu Agus Swastika, Tenaga Ahli Buoati Jembrana Bidang IT dan Aulia Qolbi sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *