Pahami Kebutuhan dan Kegunaan E-Money dan Dompet Elektronik

0

Lombok Timur  – Penggunaan e-market beberapa tahun belakangan ini semakin tinggi saja, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. Menurut Nita Sellya Owner Casolans dalam sebuah Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Rabu 4 Agustus 2021, di masa pandemi e-market menjadi sebuah solusi baik bagi penjual dan pembeli.

“Pandemi banyak orang terkendala mobilitas karena keharusan prokes maupun sekedar malas keluar rumah sehingga transaksi jual beli dilakukan dalam rumah, bisa dimana saja dan kapan saja yang relatif lebih mudah dan aman,” ujar Nita dalam webinar yang dipandu Jhoni Chandra ini.

Terkait hal ini maka demi mendorong kehidupan masyarakat yang lebih cashless dengan melakukan pembayaran non tunai, kini banyak beredar uang elektronik dan dompet digital. 

Perbedaan antara e-money dan dompet digital adalah pada bentuknya. E-money berbentuk chip yang ditanam pada kartu atau media lain. Dengan kata lain. e-money menggunakan chip based. Sedangkan, dompet digital atau e-wallet berbentuk uang elektronik yang berada di server atau dengan kata lain server based. Jadi, dalam penggunaannya harus tekoneksi terlebih dahulu dengan server penerbit.

Selain itu perbedaan lainnya adalah jangkauan penggunaan keduanya. Uang elektronik yang umumnya berbentuk kartu, seperti misalnya Danamon Flazz, digunakan dalam transaksi sehari-hari. Misalnya untuk membayar jalan tol, membayar tiket transportasi publik, pembelian di gerai ritel, dan pembayaran tiket tempat wisata. Sedangkan dompet digital digunakan untuk belanja online maupun offline, membayar token listrik, tagihan BPJS, tagihan TV kabel, dan lain sebagainya.

“Ada lima dompet digital yang paling banyak digunakan di Indonesia yaitu shopee pay, go-pay, ovo, dana dan link aja. Shopee pay banyak dipakai karena membuat belanja online lebih mudah dan memang platform software terbesar adalah shopee.

Kelebihan dompet digital adalah bisa diisi dari berbagai macam secara langsung dan mudah dengan biaya admin cenderung kecil bahkan menggunakan aplikasi khusus di Smartphone,  transaksi bisa dimana saja tanpa perlu ke ATM.

Selain itu kelebihan dompet digital lainnya adalah  kepraktisan dengan hanya bermodal smartphone dengan transaksi yang tercatat secara berurutan. Ditambah lagi banyaknya promo cashback penambahan poin sampai diskon besar-besaran.

Kendati begitu, bicara soal kelebihan pasti ada kekurangan diantaranya adalah saat ini toko atau menggunakan alat atau dompet digital sebagai sarana transaksi sangat kurang dan merchant belum merata.

Selain itu pengguna hanya bisa menggunakan uang dalam bentuk digital ini dengan transaksi bayar langsung pada toko atau transfer ke sesama pemilik aplikasi tersebut dan memiliki batas maksimum saldo yaitu 10 juta.

Dengan melihat kelebihan dan kekurangan maka kita bisa memilih dan menggunakan dompet digital setelah mengetahui kelebihan kekurangannya supaya kita merasa aman dan nyaman dalam bertransaksi.

Salah satu pertimbangan untuk memilih dompet digital yang terbaik untuk dipergunakan adalah dengan melihat reviewnya yang paling bagus dan penggunanya paling banyak. Hal ini menandakan kepuasan pengguna dan banyaknya jumlah pengguna membuat kita semakin mudah bertransaksi bila perlu transfer atau dompet

Selain itu pilih juga yang mesinnya paling banyak di sekitar kita agar semakin mudah bertransaksi. Selain itu pilih yang fasilitasnya paling banyak misalnya sudah biasa dipakai untuk membayar BPJS listrik dan tarik tarik tunai.

Sementara itu terkait transaksi online ini, ada sejumlah peluang para pelaku kejahatan untk mendapatkan keuntungan dengan menipu. Karenanya menurut Ody Waji, CEO Waji Travest  ada tips menghindari penipuan dalam transaksi online.

Di antaranya adalah dengan tidak tergiur dengan harga murah dan memanfaatkan transaksi via rekening bersama. Selain itu kita bisa juga meminta penjual melakukan COD dengan membayar saat barang datang dan meminta foto asli barang karena testimoni yang ada bisa saja palsu.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Dalam webinar kali ini hadir juga, Dr.Sri Wahyuni M.Pd Kepala Sekolah SMKN 1 Selong dan Dan Geisha sebagai Key Opinion Leader.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *