WSR, Bangkitkan Nostalgia Musik Pop Indonesia Era 77-78
Jakarta – Tak dapat dipungkiri jika musik dari era 77-78 memang melahirkan lagu-lagu legendaris dan selalu punya tempat di hati para penikmat musik. Selain alunan musik yang orisinil, musik era ini juga everlasting dan selalu enak didengar.
Musik di era ini juga bisa dibilang masa keemasan musik Tanah Air, dimana Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors atau yang biasa disebut LCLR sangat digandrungi dan melahirkan banyak lagu-lagu evergreen seperti “Kidung”, “Nuansa Bening”, “Zamrud Khatulistiwa”, “Kelana”, dan masih banyak lagi.
Hal itulah yang menjadi alasan grup band Wisnu Serta Rekan (WSR) untuk bereksperimen dengan musik Pop Indonesia penuh kharisma ini. Tak hanya ingin mengobati rindu para pecinta music Indonesia, grup WSR juga mencoba membangkitkan music di era Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors, dengan gaya dan proporsi yang sama di era itu. Diharapkan sensasi segar akan didapat setelah mendengarkan musik lawas yang sudah lama tidak diperdengarkan kepada masyarakat pencinta music Indonesia.
Berawal Dari Kerinduan Pada Musik LCLR
Wisnu Serta Rekan (WSR) adalah grup band dengan 3 personil vokalis sekaligus memegang alat musik. Mereka adalah Zaky (vocal), Wisnu (bass), dan Dhimas (keyboard).
Uniknya, para anggota WSR juga memiliki pengalaman sebagai musisi dari group bandnya masing-masing. Sebut saja Wisnu yang aktif sebagai bassis Funky Kopral, dan Zaky yang sebelumnya menjadi lead vocal di beberapa band dengan beragam genre mulai dari musik Pop yang mendayu syahdu hingga cadasnya musik Rock. Sementara Dhimas yang memainkan keyboard banyak dipengaruhi gaya musikalitas Yockie Suryoprayogo, Debby Nasution, atau Ronnie Harahap.
Meski baru terlahir di masa pandemic karena rasa kangen personilnya akan musik yang berbunyi human di tengah maraknya musik digital, namun mereka tidak memungkiri inovasi musik yang terlahir oleh bantuan teknologi. Oleh karena itu, mereka mengusung konsep Pop Indonesia era 77-78 yang dikombinasikan dengan alat musik modern.
Selera dan referensi musik yang sama antar personil WSR membuat grup band ini mantap mengusung konsep musik era LCLR. Musisi seperti Chrisye, Keenan Nasution, dan Yockie Suryoprayogo yang mampu membuat pendengarnya hanyut dalam alunan musik, banyak menginspirasi WSR dalam berkarya.
Uniknya lagi, WSR sendiri menyodorkan sound ala Badai Band yang dijuluki pengamat sebagai musik pop elite karena penikmatnya mayoritas dari kalangan orang-orang “gedongan”. Lirik-lirik yang digunakan pun bukan lirik kacangan dan cenderung berat dengan banyak menggunakan kata-kata puitis dan istilah-istilah dari Bahasa sansekerta.
Garap Album Setelah Sukses dengan Lagu “Berbagi Kasih”
Lagu “Berbagi Kasih” diciptakan oleh Yulianto Suwarno di proyek musik “Indonesia Kembali” dalam rangka menyambut HUT RI 2021. Meski musiknya lebih sederhana dari Badai Band, karya WSR dalam lagu “Berbagi Kasih” ini banyak disukai fans Chrisye, Fariz RM, juga penggemar lagu-lagu era Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors era 1970an. Hal ini dapat terlihat dari jumlah pengunjung dan komen yang meramaikan video Youtube WSR.
Saat ini, WSR mengaku tengah menggarap album perdana mereka. Menurut Zaky, album yang rencananya akan rilis di akhir tahun ini, akan beredar dalam bentuk fisik dan digital yang terdiri dari 10 lagu pilihan. Penggemar Badai Band, Chrisye, atau LCLR Prambors siap-siap bernostalgia lewat album ini.