Bahaya, Serangan Phising Incar Data Perusahaan
Tabanan – Dalam sambutannya saat membuka acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital, Presiden Joko Widodo mengungkapkan saat ini kejahatan di ruang digital semakin mengkhawatirkan. Selain itu ada bentuk kekerasan hingga ujaran kebencian dan radikalisme berbasis digital yang harus diwaspadai.
Senada dengan Presiden, Drs.I Nyoman Sadgunayasa, M.Pd, Guru SMA2 Tabanan juga mengatakan bahwa ancaman digital terus berkembang. Karenanya perlu peningkatan ilmu dan wawasan terkait kecakapan digital agar bisa melindungi aktivitas digital kita.
Selain itu kecakapan memprediksi dan mencegah akan adanya kejahatan digital juga terus ditingkatkan Karenanya penting bagi tiap pengguna internet mengetahui lebih jauh tentang jenis jenis kejahatan di dunia digital.
Menurut Nyoman Sadgunayasa dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Tabanan, Bali, Senin 23 Agustus 2021, banyak jenis kejahatan di dunia digital yang harus diwaspadai.
“Kejahatan digital yang belakangan paling marak adalah Phising yang merupakan serangan cyber yang paling berbahaya,” ujar Nyoman Sadgunayasa dalam webinar yang dipandu oleh Claudia Lengkey.
Ditambahkannya, phising adalah tindakan yang membodohi pada pengguna komputer agar mengirimkan informasi. Dan informasi sebenarnya yang dikirim itu pada ditujukan pada yang palsu yang terlihat nyata.
Misalnya bentuk phishing berupa website yang dibuat mirip dengan akun sebuah bank namun sebetulnya bukan. Saat korban masuk ke situs dan memasukan password asli akun bank pelaku kejahatan bisa menguras uang dan akun di bank.
“Contoh disuruh mengeklik, tekniknya acak bisa terjadi pada bapak-bapak, ibu rumah tangga atau siswa. Pelaku kejahatan akan mengirim link kalau kita sudah mengklik maka data pribadi kita semua akan masuk ke data penyerang tersebut, lalu dia akan melaksanakan serangan berikutnya,” ujar Nyoman.
Dijelaskannya juga bahwa phishing sangat berbahaya sebab pelaku phising dengan mudahnya mendapatkan informasi kartu kredit korban dengan keuntungan finansial yang besar. Kadang juga email phishing dikirim untuk mendapatkan informasi login karyawan secara detail untuk serangan lanjutan terhadap perusahaan tertentu.
“Awalnya mungkin nampak hanya menyerang seorang saja di kantor tapi ternyata pelaku phising mengincari data perusahaan,” ungkapnya.
Untuk itulah setiap pengguna internet harus mampu menangkal serangan phising dengan meningkatkan kecakapan digital sehingga bisa berhati-hati tidak asal klik dan mendeteksi mana link yang berisi serangan phising mana link yang benar.
Institusi atau organisasi harus mengambil pendekatan berlapis untuk mengurangi jumlah serangan dan mengurangi dampaknya ketika hal itu sudah terlanjur terjadi. Selain itu dibutuhkan keamanan jaringan perlindungan malware, pemantauan perilaku pemakai dan pemantauan akses.
Terkait pencegahan ancaman phising ini kita juga harus mengetahui penyebab terjadinya phising. Yaitu email yang menyesatkan, tidak melacak alamat, kerentanan browser dan keaslian website tidak kuat dan tidak aman. Selain itu sebab lain terjadinya phising adalah kerentanan aplikasi, menggunakan tanda tangan digital, kekurang sadaran pemakai dan bisa juga karena kekurangan alat pengamanan.
Selain Nyoman Sadgunayasa, sejumlah pembicara juga turut berbagi wawasan literasi digital yaitu Aditya Sani Founder Briefer.id, Fendi Founder of SuperStar Community dan Chika Mailoa sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.