Pahami Rekam Jejak Digital
Bogor – Seseorang bisa menggunakan banyak media sosial dalam satu waktu. Menurut Aininda Yoga, Kepala Program Multimedia SMK Taruna Budi Bangsa, media sosial memiliki ruang interaksi dan platform bersyarat sebagai suau syarat dan ketentuan.
Ia menjelaskan, di dalam media sosial memiliki ruang yang menyimpan data/aktivitas kita saat menggunakannya. Di mana ketika kita tidak simpan pun akan tersimpan pada server. Ninda menyatakan itulah yang disebut dengan jejak digital.
“Perlu ditekankan bahwa dunia maya atau dunia digital adalah bagian dari kehidupan nyata kita. Jadi tidak boleh sembarangan, sama seperti kita menjalani kehidupan kita sehari-hari karena ada jejak digital,” tutur Ninda dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/8/2021).
Ninda memaparkan, terdapat dua jenis jejak digital, yaitu jejak pasif dan jejak aktif. Jejak pasif ialah data yang ditinggalkan secara tidak sengaja, seperti alamat IP dan situs web yang pernah dikunjungi. Sementara, jejak aktif ialah data yang ditinggalkan secara sadar oleh pengguna di ruang digital, seperti postingan media sosial dan dokumen yang dikirim melalui email.
Ia mengatakan, jejak digital merupakan sesuatu yang sulit untuk di hapus, apalagi ketika yang kita lakukan itu menjadi viral di media sosial ataupun internet. Meski dihapus, tidak menutup kemungkinan jejak digital kita tetap ada ketika pengguna lain telah melakukan screenshot terhadap aktivitas kita di media sosial, seperti dalam berkomentar atau membuat postingan.
Untuk itu, Ninda memaparkan terdapat hal yang bisa kita lakukan dalam menghapus jejak digital kita pada media sosial pribadi, yaitu dengan:
1. Menghapusnya secara mandiri satu per satu
2. Mengikuti aturan dari masing-masing platform yang telah ditentukan
3. Menghubungi customer service dari platform tersebut
Ia mengatakan, kalau kita meninggalkan suatu komentar dan komentar itu tidak benar maka akan menjadi masalah. Menurutnya, komentar adalah cerminan diri kita juga di dunia nyata.
“Kita tidak boleh abai dengan jejak digital karena berpengaruh pada kehidupan kita juga di masa depan. Bijaklah sebelum menulis di media sosial dan bangun citra diri yang positif,” terangnya.
Ninda mengingatkan, jangan sampai kita menulis sesuatu yang menyakiti orang lain. Karena di dunia digital, kita tidak bisa melihat mimik wajah dan nada bicara seseorang saat membaca tulisan kita.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Puguh R. Ismail (Kepala Program PPL SMK Taruna Bhakti Depok), Inneke Iriani Malau (Staff Pengajar SMK Taruna Budi Bangsa Kabupaten Bogor), Ana Yuniana (Ketua Bid. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak IPSM Jawa Barat), dan Michiko Utoyo.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.