Hati-hati, Kejahatan Digital Incar Para Pengguna Internet

0

Kupang – Dalam rangka mewujudkan masyarakat indonesia yang paham akan literasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara Webinar Literasi Digital di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Senin 5 Juli 2021.

Melalui webinar ini, Kemenkominfo berharap dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Dalam webinar yang digelar di Kabupaten Kupang NTT dan dipandu oleh Yulian Noor, hadir  sejumlah pembicara.

Para pembicara dalam webinar ini adalah Abang Sulih Husodo, CEO MAXPLUS, Alki Adi Joyo Diharjo, CEO Viding.co, Peniel Sibero, CBO Trinity Academia, Silvania S.E. Mandaru, Kepala Laboratorium Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Nusa Cendana, dan Defina Jamasir sebagai Key Opinion Leader.

Pentingnya bersikap bijak saat berinteraksi di dunia internet juga mejadi pokok pembahasan Abang Suluh. Dikatakannya banyak celah dalam dunia digital yang dimanfaatkan oleh orang untuk memperdaya pengguna internet.

Abang juga mengatakan, sebetulnya sistem internet sudah canggih dan bsai dibilang relatif sulit dimasuki dunia kejahatan, tetapi ada celah ketidaktahuan atau kurangnya wawasan para penggunanya.

“Banyak celah semisal adanya ketidaktahuan para user atau penggunanya, atau user yang tidak update sehingga bisa sering terjebak dalam kejahatan, padahal sistem internet itu aman. Yang ditipu itu orangnya bukan sistimnya,” ungkap Abang.

Lebih jauh ia juga mengungkap biasanya para penipu termotivasi untuk memperdaya korban atau memanipulasi pikiran kita untuk mendapatkan keuntungan dari para korban. Atau bisa juga pelaku memiliki motif untuk mendapatkan korban yang lebih banyak dari terpedayanya kita.

Sejumlah taktik para pelaku coba dibeber Abang yaitu untuk memanipulasi rasa takut, rasa percaya, rasa penasaran, nafsu, rasa simpati dan empati korban kepada pelaku atau obyek yang disodorkan pelaku.  

“Para pelaku pintar memanfaatkan rasa takut manusia yang berlebih dan bisa menggiring korban ke halama web lain untuk mendapatkan user name dan password korban,” terangnya.

Ia juga menjelaskan tentang rasa penasaran korban yang banyak disalahgunakan oleh pelaku. Misal saja yang belum lama ini masih terkait dengan masa pandemic, tentang kartu pra kerja dengan menampilkan media sosial pelaku seperti FB atau IG dengan tampilan lengkap. “Dengan cara memberikan link pendaftaran untuk diisi data diri padahal link tersebut bohong,”

Ia juga membeberkan taktik pelaku lainnya yaitu dengan menggunakan nafsu atau hasrat keinginan manusia akan hal-hal tertentu.  “Penipuan bisa terletup dari rasa dafsu manusia. NAfsu bukan Cuma seks saja tetapi juga hasrat atau keinginan yang bisa dibaca oleh pelaku.”

Untuk menanganinya, Abang memberi sejumlah saran, diantaranya adalah untuk jangan percaya harga miring, tak mudah simpati dan berempati, kroscek dulu dan tak asal klik juga periksa link dulu juga teliti sebelum bertindak lebih jauh.

Sementara itu pembicara lain Paniel Sibero mengatakan masa pandemic covid-19 memaksa perusahaan untuk berakselerasi lebih kencang lagi. “Di masa pandemi 83 persen bekerja tidak tidak di kantor atau remote work. Covid mengakselerasi digitasisi dan digitalisasi mempercepat perutumbuhan yang ada,” jelasnya.

Karenanya ia mengungkapkan banyak prediksi mengatakan dalam lima tahun kedepan para pekerja wajib mereskill lagi kemampuan atau melatih kembali kemampuan yang belum dimiliki agar bisa survive dengan kecangnya arus dunia digital.

“Cari skill apa yang dibutuhkan supaya bisa terkait dengan apa yang dibutuhkan di masa depan.”

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *