Media Sosial Harus Jadi Komunitas Penyebar Informasi Positif

0

Supiori – Kehadiran media sosial ini sangat berpengaruh pada masyarakat. Ini menjadi saluran akses informasi dalam berbagai bidang, tetapi juga merubah pola interaksi dan komunikasi.

Bukan persoalan, terisolasi nya daerah yang belum terlalu paham medsos. Tapi bagaimana kita memanfaatkan peran besar dari medsos, sehingga bisa menjangkau informasi yang jauh lebih cepat.

“Dengan kehadiran media sosial, ysng tadinya kita berbicara demokrasi dan toleransi di ruang kelas. Sekarang di ruang media sosial, yang berarti jangkauan ruangnya jauh lebih luas,”ujar Yemima Misren, komisioner KPU Kab. Biak Numfor, saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Supiori, Papua, Senin (5/7/2021).

Secara perkembangan, lebih banyak masyarakat yang mengetahui info lebih banyak di sosial media dibanding media konvensional seperti, koran, televisi dan radio. Misalnya, dengan adanya medsos, teman-teman yang diluar daerah Papua bisa menjangkau ada apa di Papua, dan berkunjung menikmati wisata yang jarang diketahui orang banyak.

“Dalam sehari kita bisa mengakses informasi lebih dari 1 akun bahkan juga memberikan informasi atau berinteraksi dengan orang lain. Seperti untuk akun pribadi ada Whatsapp, Instagram dan Facebook. Juga untuk tanggung jawab pekerjaan, memiliki email kantor yang berbeda dan akun untuk pekerjaan,” tambahnya.

Perkembangan media sosial ini mempengaruhi perbedaan pola pikir di masyarakat sehingga peran media sosial dalam demokrasi dan toleransi sangatlah tinggi. Sudah jelas, Indonesia memiliki banyak perbedaan, seperti perbedaan suku dan budaya, geografis hingga perbedaan pandangan politik. Dengan adanya nilai-nilai pancasila yang menjadi dasar penerapan demokrasi. Membedakan Indonesia dengan negara lain ketika berbicara soal demokrasi dan toleransi di dunia nyata maupun di dunia maya.

“Tujuan dari penggunaan sosial media sebagai upaya demokrasi dan toleransi. Ini mengurangi hate speech, dan rasisme. Serta meningkatkan pesan toleransi di media sosial.” ujar Yemima

Penggunaan sosial media bisa jadi wadah yang baik dalam demokrasi dan toleransi. Peran ruang digital yang sangat penting, untuk melakukan trobosan-trobosan langka dalam memanfaatkan digital ketika melakukan kegiatan.

Keberadaan media sosial bukan hanya sebagai penyalur hobi dan kesenangan saja. Tetapi juga sebagai peran penting dalam penyaluran demokrasi dan peningkatan toleransi.

“Bagaimana pola pikir kita sangat membantu perubahan dan demokrasi dan toleransi,” ujarnya.

Media sosial ini sebgai ruang baru dan kita semua bisa menjadi komunitas penyebar informasi positif, sehingga dengan adanya perubahan juga ada hasil yang menguntungkan dan maksimal bagi kita sendiri juga.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. 

Webinar dilakukan di wilayah Kabupaten Supiori, Papua, Senin (5 Juli 2021) ini juga menghadirkan pembicara yaitu Ruhut Marhata, legal consultant Advance AL, Silvia Kartika, VP, Ecosystem & Business Development, Consumer Banking Group Bank DBS Indonesia, Yemima Msiren, omisioner KPU Kab. Biak Numfor, dan Yakoba Womsiwor, Dosen fakultas ilmu sosial dan politik Universitas Cendrawasih.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *