New Normal, UMKM Harus Go Digital
Badung – Anjuran bagi masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi mengurangi dampak virus Corona memberikan banyak pelajaran, termasuk bagi pebisnis kuliner. Dari restoran besar sampai kedai kecil merasakan betul dampaknya dalam penurunan kunjungan, karena orang-orang urung untuk bepergian.
Untuk itu, mau tidak mau, para pengusaha kuliner harus belajar menerapkan go digital agar bisa mengakomodasi pemesanan makanan via aplikasi digital. Pemasaran produk melalui platform digital semakin menjadi faktor penentu pertumbuhan usaha UMKM di Indonesia, termasuk bagi para pelaku usaha di sektor kuliner.
Irma Utari Wahyudiani, Founder Yeobo Tapokki Indonesia, mengatakan saat pandemi sangat penting memanfaatkan teknologi digital agar bisnis tetap eksis.
Bisnis kulinernya Yeobo Tapokki sendiri terinspirasi dari kebudayaan Korea yang memiliki cita rasa otentik namun tetap menyesuaikan akan kebutuhan konsumen di Indonesia. Ia lebih dulu menerapkan konsep street food dan memulai dari sisi jalan urban dan perlahan melebarkan sayap di berbagai tempat.
“Hampir semua pelaku usaha kuliner mengalami penurunan omzet karena sepinya pengunjung. Kewajiban protokol kesehatan, seperti jaga jarak, membuat pengusaha sulit memaksimalkan keuntungan dari dine-in. Makanya, penting sekali digital skill untuk mempertahankan usaha kita. New normal harus melek digital khususnya UMKM harus mampu go digital,” kata Irma saat berbicara dalam webinar literasi digital wilayah Kabupaten Badung, Bali, pada Senin 5 Juli 2021.
Untuk itulah, dengan melek digital harus diikuti juga dengan melakukan digital strategy diantaranya menentukan target market, tempat jualan di dunia digital yang begitu banyak pilihan. “Jangan lupa promosi iklan juga harus tetap dilakukan serta sedapat mungkin raub engagement audience di sosial media untuk tetap branding produk kita dan akhirnya mengkonsumsi atau memakai produk atau jasa yang ditawarkan.”
Sementara itu, Ayu Ekasani yang juga menjadi pembicara dalam webinar literasi digital wilayah Kabupaten Badung, Bali, mengatakan dunia digital memberi manfaat yang begitu banyak yang bisa dipergunakan para guru.
Seperti sebagai media pembelajaran, media sosial, untuk mengimbangi karakteristik peserta didik, menciptakan hubungan yang personal dan memudahkan interaksi. “Selain itu dunia digital mempermudah untuk mencari materi dengan serch engine dan kemudahan membaca buku di e-book sehingga guru bisa lebih kreatif menyiapkan materi pelajaran semisal menggunakan game base learning atau belajar sambil bermain,” jelasnya.
Sementara, lanjutnya, dunia digital berdampak positif bagi anak didik agar memiliki pemikiran yang kritis, senang berkolaborasi atau kebersamaan. Selain itu juga bisa meningkatkan communication skill anak didik serta membuat lebih kreatif dan inovatif dengan mengeksplorasi ide-ide yang ada.
“Masyarakat yang cakap digital, tak hanya mampu menggunakan kemajuaan dunia digital saja tetapi juga cakap menyikapinya dan bijak menggunakannya,” katanya.
Selain Irma dan Ayu, Webinar Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi itu juga menghadirkan Richy Hendra, Senior Security Engineer MAXPLUS, Dr.Kadek Ayu Ekasani, SS, MHum, CHE, Dr.Denok Lestari,SS, M.Hum, Dosen IPB Internasional dan Adelita sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.