Hati-hati Jejak Digital, Unggah Konten Positif

0

Tabanan – menawarkan akses yang mudah untuk mendapatkan informasi dan memberikan kemudahan untuk segala hal. Namun, dibalik segudang manfaatnya, internet juga memberikan efek negatif yang berkembang seiring dengan pertumbuhan internet, seperti kurangnya kontrol atas sumber informasi, kebocoran keamanan dan privasi penggunanya, sampai menjadi kecanduan akan internet.

Menurut Abang Suluh Husodo, CEO MAXPLUS dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Tabanan, Bali, pada Jumat 9 Juli 2021, banyak yang tidak paham cara menggunakan internet dan menyikapi sisi negatif internet.  

“Apapun yang kita posting di media sosial, baik itu dari akun pribadi atau bukan, sudah menjadi milik bersama karena masuk dalam ruang publik. Sementara, perbincangan privat antara dua orang di WhatsApp bisa berubah jadi konten publik begitu ada yang mengunduh percakapan tersebut ke media sosial. Dan ingat, grup whatsapp adalah ruang publik, bukan privasi,” kata jelas Abang dalam Webinar yang dipandu oleh Idfi Pancani.

Agar ruang digital tetap positif, Abang menyarankan masyarakat membagikan hal-hal baik dan menginspirasi di media sosial. “Unggah, komen bagikan hal positif ataupun hal-hal inspiratif di ruang publik karena jejak digital itu kejam. Suatu saat jika kita bagikan atau menulis komentar negatif, belasan tahun kemudian bisa ditampilkan kembali dan mencoreng citra diri,” sarannya. 

Sementara itu, pengguna medos juga wajib menahan diri untuk tidak membagi ataupun mengunggah hal-hal negatif seperti postingan menyerempet SARA, ujaran kebencian, keluhan, postingan rahasia, masalah pribadi dan umpatan kemarahan.

“Yang perlu dicamkan adalah jangan pernah telanjang (tak berbusana-red) di depan kamera untuk alasan apapun termasuk alasan untuk konsumsi sendiri, untuk pacar dan untuk lainnya. Tidak Boleh!’

Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Tabanan, Bali, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti yaitu Bagus Arya Kusuma, ketia BKKU UNTAB, Royan Nobeel, CTO Viding.co, I Gusti Putu Eva Rusiana , S.Pd, Guru SMAN Tabanan dan Key Opinion Leader Marizka Juwita.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital, untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *