Keberagaman Indonesia adalah sebuah Keunggulan
Lombok Timur -Kekayaan Indonesia yang paling besar bukan sumber daya alamnya tapi kekayaan Indonesia yang paling besar adalah keberagaman budayanya. Keberagaman ini kadang dicemburui oleh negara lain yang kebanyakan terbiasa dengan hidup homogen sementara Indonesia terbiasa dengan kondisi heterogen, keberagaman.
Hal itu dikatakan oleh Tiara Maharani, penulis dan koresponden Indonesia untuk TTG Asia dalam Webinar wilayah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Senin 4 Oktober 2021. Menurut Tiara, terbiasanya masyarakat Indonesia dengan segala perbedaan yang ada membuat sejak lama dikenal sebagai bangsa dengan penduduknya yang ramah tamah. Tapi ternyata tak begitu yang terjadi di ruang digital saat ini.
“Tapi keberagaman ini sedikit memudar di ruang digital, percaya tidak percaya memang bahwa pemahaman akan multikulturalisme yang sudah diajarkan oleh Prinsip bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika sudah berkurang,” ujar Tiara Maharani dalam webinar yang dipandu oleh Idfi Pancani ini.
Hal itu kata Tiara terpampang jelas dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Microsoft beberapa waktu lalu bahwa netizen Indonesia paling tidak sopan se-asia Pasifik di urutan ke-29 dari negara di seluruh dunia.
Semakin besar nomor urut maka semakin tidak sopan netizennya, jika dibandingkan dengan negara Asia pacific lain seperti Singapura di nomor 4, Taiwan di nomor 5 dan Malaysia negara tetangga kita masih ada di urutan 10. Bahkan India masih jauh berada di atas Indonesia tingkat kesopanannya yaitu di urutan ke-18.
“Kita tahunya sejak dulu adalah doktrin Indonesia adalah negara paling ramah dengan masyarakat yang sopan. Dan sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat kesopanan netizen di Indonesia atau faktor yang mempengaruhi buruknya index indonesia adalah banyaknya kejahatan digital scam, penipuan, ujaran kebencian dan diskriminasi,” jelas Tiara.
Karenanya lanjut Tiara penting sekali untuk terus berupaya menanamkan literasi digital sebagai kontemplasi, merenungkan kembali bahwa keberagaman di Indonesia adalah sebuah keunggulan yang harus disikapi dengan bijak.
Tiara juga mengatakan bahwa sikap sopan kita di dunia nyata yang selama ini yang sudah terkenal hingga pelosok penjuru dunia wajib diterapkan di ruang digital. Karena konsep multikulturalisme tak hanya memaknai perbedaan bahasa, adat dan budaya saja tetapi perbedaan banyak hal termasuk perbedaan hobi dan lainnya.
Sehingga sepatutnya Jika ada perbedaan di medsos jangan disikapi dengan berlebihan atau baper karena tak boleh ada satu orang pun yang merasa lebih dari orang lain sehingga dirinya kehilangan rasa hormat pada sesame. “Tak ada yang lebih tinggi di ruang internet, semua perbedaan ini menjadi modal kekayaan Indonesia dan inilah yang diajarkan dalam Prinsip Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.
Pluralistik ini menjadi sifat kita untuk saling menghormati dan saling menghargai perbedaan. Semangat gotong royong untuk membuat Indonesia lebih damai.
Selain Tiara Maharani, juga hadir para pembicara yang turut berbagi wawasan literasi digital yaitu M Randy Mandala, IT RS Anggrek Mas, Hilman Qudratuddarsi, M.Ed Owner SCH.Indo Kabupaten Lombok Timur dan Wicha Riska sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.