Penetrasi Digital Mutlak Dibutuhkan di Daerah 3 T
Jakarta – Kehadiran media digital di masa ini telah memudahkan masyarakat mendapatkan berbagai informasi dengan cepat dari berbagai penjuru dunia. Tak hanya memberikan informasi dengan cepat, media digital dalam perkembangannya memberikan banyak manfaat seperti mempermudah interaksi antar masyarakat (berkomunikasi), belajar online, hingga berbisnis untuk memperbesar peluang usahanya.
Agar manfaat media digital dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, Nur Rahma Yenita, M.Pd, Kepala Program Studi Elektro STTI berharap pemerintah tetap memberikan edukasi pengenalan dasar internet dan penggunaannya di daerah 3T (tertinggal, terisolir dan terdepan).
“Internet mungkin sudah menjadi keseharian untuk masyarakat kota besar. Tapi untuk mereka yang tinggal di daerah 3T, internet masih jadi hal baru. Penetrasi serta literasi digital mutlak dibutuhkan untuk mereka yang berada di daerah 3T,” kata Nur Rahma Yenita saat berbicara dalam webinar literasi digital wilayah Ngada, Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 9 Juni 2021.
Ia juga memaparkan tentang pengenalan dasar internet pada daerah 3T: terdepan, terluar tertinggal, terdalam juga banyak . “Meski internet tak asing lagi saat ini, hanya saja di daerah 3T sangat terbatas fasilitasnya,” ungkap Nur Rahma.
Senada dengan Nur Rahma, Nicolaus Noywuli, S.Pt, M.Si, Rektor Sekolah Tinggi Pertanian Stiper Bajawa, mengatakan akses digitalisasi belum sepenuhnya mencakup seluruh wilayah kabupaten dan masih ada beberapa wilayah yang belum memiliki sinyal dan pendukung lainnya.
“Digitalisasi belum sepenuhnya menyentuh Ngada. Hampir sebagian besar masyarakat Ngada belum melek digital. Butuh waktu, proses, dan keseriusan pemerintah untuk mengoptimalkan pemanfaatan digital,” ujar Nicolaus.
Selain membangun infrastruktur dan fasilitas, penguatan sumber daya manusia harus lebih diperhatikan. “Pola pikir masyarakat perlu diubah agar mau menerima dan beradaptasi dengan dunia digital,” lanjut Nicolaus.
Dalam paparannya di webinar literasi digital wilayah Ngada, NTT, Nicolaus juga mengulas tentang issue strategis dalam pembangunan Ngada diantaranya kemiskinan dan pengangguran, ketimpangan social, rendahnya pertumbuhan ekonomi wilayah, kualitas SDM masih rendah, sarana prasaran yang belum memadai serta rawan bencana dan kerusakan lingkungan.
Webinar literasi digital wilayah Ngada, NTT yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi ini menghadirkan pembicara Nur Rahma Yenita, M.Pd, Kepala Program Studi Elektro STTI, Abang Suluh Husodo CEO MAXPLUS, Dr. Nicolaus Noywuli, S.Pt, M.Si, Rektor Sekolah Tinggi Pertanian Stiper Bajawa, Hendrianto Emanuel Ndiwa, ST, Kepala SMK Regina PAcis Bajawa serta Siprianus Bhuka sebagai Key Opinion Leader.