Sampaikan Saran dan Kritik dengan Menjunjung Fakta dan Santun
Kabupaten Badung – pengguna internet semakin tahun semakin bertambah, dari data 2019- 2020 ada sekitar 196,71 juta jiwa pengguna internet dari total populasi 266,91 jiwa penduduk Indonesia. Pada tahun 2019 penetrasi internet sebesar 73,7%.
Data lain adalah dari 274,9 juta populasi di Indonesia, ternyata koneksi telpon seluler ada 345,3 juta sehingga bisa dikatakan satu orang bisa menggunakan 2 ponsel sekaligus.
Menurut Masra Suyuti, Key Opinion Leader dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Badung, Bali, Kamis 26 Agustus 2021, ada beragam alasan mengapa seseorang menggunakan internet yaitu karena mereka bersosial media, komunikasi lewat pesan menyampaikan pendapat, hiburan dan lain lain.
“Internet dan media sosial seringkali menjadi tempat untuk mengeluarkan ekspresi dan pendapat. Bahkan saking maraknya tidak jarang media sosial juga mempengaruhi perkembangan media di tanah air khususnya media online,” ujar Masra dalam webinar yang dipandu oleh Idfi Pancani ini.
Lebih lanjut Masra mengatakan bahwa kita dapat memanfaatkan kebebasan berpendapat dan berekspresi untuk menyampaikan ide dan gagasan positif dan bertanggung jawab di media sosial.
“Yang menjadi masalah adalah sebagai sebagai warga media sosial adalah dengan banyaknya penyebaran hoaks yang secara tidak langsung mempengaruhi orang lain,” imbuhnya.
Karenanya penting untuk mengecek kebenaran berita yang kita sebarkan atau mengemukakan dengan baik pendapat yang kita berikan, jadi ketika kita ingin memberikan pendapat sebaiknya kirimkan dengan positif dan bertanggung jawab. Karena apa yang kita sampaikan di media sosial dan kita posting apapun bentuknya untuk berekspresi dan menyampaikan pendapat, semua ada rekam jejaknya.
Ada beberapa cara untuk bersikap bijak dalam menyampaikan kebebasan berpendapat di era digital diantaranya adalah dengan menghindari opini provokatif, mengetahui isu secara detail, menjaga sopan dan santun dan memikirkan kembali pendapat
Selama ini memang, kita selalu terpancing untuk berkomentar, seakan-akan kita harus selalu mengemukakan pendapat. Padahal harus diingat bahwa tidak semua isu yang beredar harus kita komentar karena jika kita harus berkomentar dan berpendapat kita harus mengetahui secara detail, dengan cara memverifikasi berita berita tersebut.
“Periksa akun yang menyebarkan berita tersebut pastikan akun itu adalah akun yang valid,” ungkapnya.
Selain itu, sebagai warga sosial di kehidupan nyata maupun sosial di dunia digital sebaiknya ketika ingin menyampaikan sesuatu memberikan saran kritik bagian dilakukan dengan menjunjung tinggi fakta dan santun.
Jha kita harus memikirkan kembali apa yang ingin kita sampaikan kalau kita berpikir harus benar-benar memberikan pendapat. Karenanya personal branding yang kita bangun selama ini akan rusak jika kita mendapat satu saja yang membuat rusak. Dan kalau ingin memberikan pendapat ke kritik sebaiknya dipikirkan dahulu. “Kita harus tetap hati-hati objektif dan santun agar tidak kelewatan dalam berpendapat.”
Selain Masra pembicara lain yang hadir adalah Grace Moulina, Head of Marketing Communication Financial Company, Dedy Triawan, S.Kom, MMSI, PhD, CTO/MEC Indonesia, Dr.Kadek Dwita Apriani, S.Sos, MIP, Dosen Universitas Udayana.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.