Inilah Sejumlah Yang Diperbolehkan Akses Internet Selama Nyepi Di Bali

0

Denpasar – Internet dipastikan tidak diakses oleh warga atau pengguna selama Hari Raya Nyepi di seluruh Pulau Bali kecuali untuk beberapa tempat yang mendapat dispensasi khusus menggunakan akses internet.

Pemprov Bali menyerukan pemberhentian sementara internet, media sosial dan siaran IPTV pada saat Nyepi tahun Caka 1942 tanggal 25 Maret 2020.

Penghentian akses internet dimulai pukul 06.00 WITA sd tanggal 26 Maret pukul 06.00 WITA.

“Kecuali untuk obyek vital antara lain layanan rumah sakit, kantor kepolisian, militer,BPBD, BMKG, BASARNAS, pemadam kebakaran, pelabuhan dan bandara,” tegas Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, saat konferensi pers di Denpasar, Rabu (18/3/2020).

Pemerintah Provinsi Bali membantah mengizinkan warga Bali bebas mengakses internet saat perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1942, Rabu (25/3/2020) mendatang.

Terkait pemberitaan di salah satu media online berjudul ‘Koster Izinkan Warga Bali Akses Internet dan Ambulance Saat Nyepi karena Corona’.

Berita tersebut kemudian menyebar dengan cepat melalui media sosial yang menimbulkan interpretasi beragam dari masyarakat.

Meluruskan pemberitaan tersebut, Dewa Indra menyebut, pada saat jumpa pers di Gedung Jayasabha, Selasa (17/3/2020).

Koster mendapat pertanyaan terkait adanya surat dari Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Wilayah Bali yang memintanya memberi dispensasi bagi warga dan rumah sakit agar bisa mengakses internet, siaran televisi, hingga ambulans saat Hari Raya Nyepi.

Menjawab pertanyaan tersebut, Koster mengatakan bahwa dalam kaitan dengan pelayanan yang berhubungan dengan kemanusiaan, ia perlu menerapkan kebijakan khusus.

Surat dari Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia meminta agar media elektroniknya dalam kaitan dengan pelayanan bisa tetap diberi ruang untuk aktif.

Karena ini untuk pelayanan kemanusiaan, saya perlu melakukan tindakan. Terhadap hal yang perlu penanganan atau membutuhkan hal khusus, itu bisa dilaksanakan.

Kaitannya dengan pelayanan publik tetap, ambulance tetap bisa operasi. Pada Nyepi sebelumnya memang sudah begitu,” ucap Koster sebagaimana disampaikan Indra saat jumpa pers.

Berita yang dimuat di salah satu media online tersebut menurut Dewa Indra tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Gubernur Wayan Koster pada saat jumpa pers. Karena di berita disebutkan bahwa warga bisa mengakses internet dan nonton televisi.

Agar persoalan tidak menjadi makin bias, Indra menyampaikan bahwa pihaknya sudah menjawab surat dari ARSSI.

Dalam surat jawaban tersebut dijelaskan Pemprov Bali telah mengeluarkan seruan kepada penyelenggara telekomunikasi yang menyediakan akses internet dan IPTV.

Seruan tersebut diperkuat oleh keluarnya Surat Edaran Menteri komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Himbauan Untuk Melaksanakan Seruan Pemerintah Provinsi Bali.

Penghentian internet didasari atas seruan bersama Majelis-Majelis Agama dan Keagamaan dan unsur Pimpinan Daerah pada Tanggal 11 Februari 2020

Langkah itu, untuk menciptakan pelaksanaan Hari raya Nyepi yang khusuk, tertib , menghindari kemungkinan konflik dan keresahan yang muncul oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab di Internet.

Seruan itu juga didasari Nota Kesepakatan KPID Provinsi Bali, Pemerintah Provinsi Bali dan DPRD Provinsi Bali yang dihadiri utusan dari PHDI Prov.Bali, Komisi Informasi Prov. Bali, Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat dan seluruh lembaga Penyiaran yang ada di Provinsi Bali tanggal 16 Maret 2020 di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Bali disepakati.

Pemberhentian siaran televisi, radio dan siaran lainnya dimaksud didasarkan atas kebutuhan untuk menciptakan pelaksanaan Hari raya Nyepi yang khusuk,tertib, karena televisi, radio dan siaran lainnya merupakan salah satu sarana hiburan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan Catur Berata Penyepian.

Pelayanan ambulance RS tetap diperbolehkan selama pihak RS dan ambulans berkoordinasi dengan pecalang diwilayah RS dimaksud sehingga perjalanan ambulancee bisa dipantau, dikondisikan dan diinformasikan kepada pecalang lainnya di sepanjang jalur yang dilewati ambulance.

Dengan demikian diharapkan tidak akan ada penyetopan ambulance sembarangan, dan mencegah penyalahgunaan ambulance untuk keperluan lainnya. (ahs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *