Literasi Digital Bisa Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Produktif

0

Flores Timur – Kemudahan yang diberikan oleh dunia digital termasuk di dalamnya belanja online kadang membuat penggunanya terlena dan menjadi konsumtif.

Padahal dunia digital harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kecakapan diri dan meningkatkan kualitas hidup termasuk memperbaikin ekonomi individu dan keluarga.

Menurut Yan Surachman, Guru SMPN 1 Lewolema Kabupaten Flores Timu dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis 22 Juli 2021, untuk mengubah mindset masyarakat dari konsumtif ke masyarakat dengan mindset produktif dibutuhkan literasi digital.

“Contoh saja di Flores Timur, sebagian masyarakat umumnya memiliki karakter cenderung konsumtif, memakai medsos untuk sekedar posting misalnya curhatan saja. Membeli kuota data atau mencari wifi gratis untuk beraktifitas mencari hiburan dengan memposting curhatan kemudian selesai sampai di situ saja. Padahal ada manfaat yang lebih banyak lagi yang dari dunia digital,” ujar Yan dalam webinar yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Lebih lanjut dikatakan oleh Yan bahwa banyak nilai kebermanfaatan lain yang bisa diperoleh dari interaksi kita dengan internet. Selain itu perbanyak teman juga bisa dimanfaatkan untuk berbagi hal-hal positif yang berdampak luas.

Dijelaskannya juga tentang ada banyak nilai kebermanfaatan dalam dunia digital. Yaitu pola intervensi mindset yang lebih produktif dengan mempromosikan produk atau aktivitas positif kita, misalnya lewat medoso Facebook atau Instagram yang saat ini masih amat digemari pengguna internet.

Nilai kebermanfaatan yang lain adalah provokat positif yaitu mengajak audience untuk melakukan juga hal-hal bermanfaat yang positif untuk meningkatkan kualiatas diri masing-masing. Selain itu juga nilai kebermanfaatan lain adalah pola intervensi mindset lebih produktif dengan sharing hal-hal positif.

Ia juga mencontohkan aktivitasnya Bersama PGRI Flores Timur dalam giat webinar yang menhasilkan puluhan webinar yang bersertifikasi untuk guru-guru. “Gagasan kami membuat Mobile App PGRI Flores Timur dan telah diikuti oleh pengguna aktif dengan akses mencetak kartu PGRI Flores Timur,” beber Yan.

Selain itu nilai kebermanfaatan lain adalah menghasilkan produk atau bahan pameran untuk intervensi mindset menjadi lebih produktif. Misalnya, dengan memakai E-flyer/poster, video YouTube lewat kecakapan digital dalam memahami piranti lunak dan piranti keras.

Sementara itu di webinar yang sama, pembicara lainnya, Yulia Dian seorang content creator membahas tentang perlindungan data digital. Dijelaskan Yulia bahwa data pribadi adalah setiap data tentang seseorang baik yang teridentifikasi dan/atau dapat diidentifikasi secara sendiri atau dikombinasi dengan informasi lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem elektronik dan/atau non-elektronik.

“Ada tindak pidananya tentang hak pribadi data seseorang. Seseorang yang mengungkapkan atau menggunakan data pribadi yang bukan miliknya akan dikenakan pidana penjara tujuh tahun atau denda maksimal Rp 70 miliar,” ujar Yulia.

Dijelaskannya juga, jenis-jenis data pribadi yang terbilang umum yang harus dilindungi adalah nama lengkap, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama. Sementara itu data pribadi yang  bersifat spesifik yang juga harus dilindungi adalah data tentang kesehatan, data keuangan pribadi, catatan kejahatan, data anak, data genetika juga pandangan politik.

Terkait data pribadi yang harus dilindungi ini ada sejumlah kejahatan yang bertujuan untuk menyalahgunakannya yang disebut phising.  “Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik mengelabui. Yang menjadi sasarannya adalah data pribadi, data akun dan data finansial.

Selain Yulia dan Yan, pembicara lain yang juga ikut berbagi tentang loterasi digital adalah Nannette Jacobus, Content Creator dan Ainun Auliah.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *