Penipuan dengan Modus Transaksi Palsu Kian Marak di Internet
Gianyar – Semakin berkembangnya teknologi ternyata juga membuka peluang besar munculnya tindak kejahatan dan penipuan di media sosial dan atau internet. Bahkan, kini polanya sangat beragam dan terkadang sulit untuk diketahui.
Hal itu diungkap oleh Designer, Penggiat Social Media & Socialpreneur, Sofia Sari Dewi dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, wilayah Kabupten Gianyar Bali, Kamis (1/7/2021). “Sepanjang 2020 sampai 2021 setidaknya ada tiga modus penipuan yang paling umum terjadi, mulai dari transaksi palsu, penipuan uang muka, dan penipuan identitas,” kata Sofia.
Ia menjelaskan bahwa saat ini tengah marak penipuan dengan transaksi palsu. Umumnya penipu yang menyamar menjadi calon konsumen tidak melakukan transaksi, melainkan hanya mengedit transaksi.
“Bagi pebisnis yang tidak awas, maka mudah terkecoh. Ketika produk sudah dikirim penjual, ternyata baru mengecek rekenin dan tidak ada uang masuk,” kata dia.
Kemudian, selanjutnya juga penipuan uang muka. Sofia menjelaskan bagi penjual harus memastikan bahwa konsumen benar-benar membayar uang muka.
“Sering kali mereka mengatakan telah membayar, tetapi setelah dicek, ternyata belum melakukan transaksi. Penggunaan payment gateway penting agar keamanan transaksi bisnis terjaga,” kata Sofia.
Terakhir penipuan identitas. Oleh karena itu, ia menyarankan bahwa identitas perlu dijaga dengan baik.
Sementara itu, dalam sesi berikutnya, Chief Commercial Officer (CCO) Riuh Renjana Creative, Kelly Oktavian, juga menjelaskan pentingnya meningkatkan reputasi dan kepercayaan dalam berbisnis online sangatlah diperlukan.
“Jadi masalah kredibilitas penting. Menurut saya harus usaha, jangan pernah sungkah, dan malu dan minta tolong,” kata dia.
Ia melanjutkan bahwa kunci keberhasilan terutama dalam membangun bisnis online ialah dengan 6 K, yakni konsep, konten, komunikasi, konsistensi, kanal, dan juga komunitas.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia.
Dalam webinar kali hadir juga Co-Founder at RoamIN Indonesia, Bagus Made Sabda Nirmala, Dosen ITB Stiko Bali, Rifky Lana Rahardian.
Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.