Stop Hoaks, Ingat Prinsip THINK Sebelum Sebarkan Informasi
Lombok Timur- Hoaks dan kabar bohong menjadi masalah baru saat ini. Akses informasi yang tidak terbatas membuat sejumlah pihak yang memiliki niat buruk pun menyebarkan hoaks dan kabar bohong yang meresahkan masyarakat.
Untuk itu, penting bagi masyrakat untuk mengetahui bagaimana cara menyaring informasi yang diterima, agar tidak terjebak dalam hoaks. Untuk itu, penting belajar mengenai literasi digital.
“Literasi digital penting agar masyarakat Indonesia semakin pintar dan bijak menggunakan internet, dan tidak terjebak hoaks,” tutur Karomi, Mantan Ketua HMI Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, wilayah Kabupten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (1/7/2021), Karomi mengatakan prinsip THINK wajib dilakukan sebelum menyebarkan informasi, baik yang didapat dari media sosial maupun dari orang terdekat. Secara ringkas THINK memiliki lima prinsip utama.
Pertama adalah True. Pastikan informasi yang Anda sebar adalah informasi yang benar dan bukan kabar bohong.
Kedua adalah Helpful. Tanyakan lagi sebelum menyebar informasi, apakah informasi berguna untuk orang lain? Apakah informasi ini bermanfaat untuk orang lain?
Ketiga adalah Information. Jika informasi tersebut tidak jelas pengirim dan sumbernya, hentikan pengiriman informasi di Anda sekarang juga.
Keempat adalah Needed. Penting untuk diketahui apakah orang lain membutuhkan informasi ini atau tidak. Jika tidak, jangan disebar.
Kelima dan terakhir adalah Kind. Ingat, informasi yang baik tidak akan diterima jika dibagikan dengan kata-kata kasar dan tidak sopan.
Pada kesempatan yang sama, Sondang Pratama, aktor dan sutradara juga mengingatkan pentingnya prinsip sharing sebelum saring yang dikampanyekan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo).
Sharing sebelum saring adalah cara terbaik mencegah penyebaran hoaks, kata Sondang. Ia menyebut dengan melakukan hal itu, masyarakat bisa membantu mencegah penyebaran kabar bohong yang meresahkan.
“Tiap manusia punya hak mau komentar apa, mau positif mau negatif. Tapi lebih baik kita saring dulu sebelum share,” tuturnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia.
Dalam webinar kali hadir juga, Aris Sudianto Dosen Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi, Chris Jatender Kaprodi Teknik Informatika STTI STIENI, dan Fadly Arihsan Senior Security Consultant Maxplus.
Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.