Pahami Risiko Ruang Digital pada Anak
Ende NTT -Hidup di era digital untuk para orang tua memberikan beban dan tantangan tersendiri. khususnya bagi perkembangan anak-anak. Pasalnya, dampak positif dan negatif dunia internet bagi anak-anak terbilang sama besarnya karena anak-anak belum bisa menyaring informasi yang dihadirkan dunia internet sepenuhnya.
Menurut Anggie Setia Ariningsih, CEO Fintech P2P Lending dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 2 Agustus 2021, ada sejumlah risiko utama yang mengancam anak-anak ketika di internet.
“Risiko untuk anak di dunia internet adalah serangan siber, eksploitasi seksual, tindakan menyakiti diri sendiri , bunuh diri, konten pornografi dan konten berbau radikalisme,” ujar Anngie dalam webinar yang dipandu oleh Kika Ferdind ini.
Lebih lanjut kata Anggie, anak-anak juga bisa terancam adiksi cyber atau ketagihan gadget, ketagihan konten yang disajikan di internet seperti konten berbau pornografi dan games. Ditambah lagi ancaman lainnya yaitu perundungan siber atau cyber bullying. Semuanya ini bisa terjadi karena pemahaman anak belum dewasa dan komprehensif.
Untuk itulah orang tua amat berperan dalam memberikan ajaran tentang keamanan internet untuk anak. Selain itu anak harus diajarkan untuk tidak berkomentar yang tidak enak kepada orang lain sesama pengguna internet karena kita tidak tahu orang itu lagi melewati kondisi baik atau buruk.
Dikatakan Anggie, dari hasil riset tim trust and safety research dari Google terkait pendapat orang tua tentang keamanan anak ketika beraktivitas di internet sebanyak 51% orang tua dari anak yang bersekolah online pandemi merasa kekhawatiran yang meningkat tentang keamanan online.
Ada 3 kekhawatiran terbesar orang tua pada aktivitas anak di internet yaitu keamanan informasi anak, interaksi anak di ruang maya dan konten yang dikonsumsi oleh anak di ruang maya. Misal saja anak-anak menonton beragam kompetisi ataupun video dengan bahasa yang belum tentu semuanya baik.
Selain itu ancaman lainnya adalah penipuan online yaitu penggunaan layanan internet atau software dengan akses internet untuk menipu atau mengambil keuntungan dari korban. Ada banyak penipuan online, diantaranya adalah social engineering, scam, phising, carding atau card stolen, Account cover dan share log info.
Terkait keamanan digital anak bisa dilakukan dengan bersama-saman anak mengakses internet menggunakan pengaturan privasi dan keamanan. Juga orang tua wajib melindungi identitas anak dan jangan memposting foto anak bersekolah sekolah di mana , anak ranking berapa dan rumahnya di mana.
Selain itu biasakan untuk belajar bersama ana, mengatur jam penggunaan HP dan mengenali teman mereka, membuat kesepakatan bersama keluarga dan tetap terlibat bersama anak serta menginstall family link.
Selain Anggie pembicara lain yang turus berbagi wawasan tentang literasi digital adalah Astried Finnia Ayu Kirana, S.Sos, Managing Director PT Astrindo Sentosa Kusuma, Maria Adelvin Londa, S.Kom, MT, Lektor Universitas Flores dan Ichsan Colly sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.