Adaptasi Internet Bawa Dampak Positif untuk Indonesia
Belu – Perkembangan dunia digital saat ini ditandai dengan semakin masifnya penetrasi media sosial dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Mulai dari sosial, ekonomi hingga politik tak bisa berpaling dari dunia digital. Bahkan bisa dibilang eksistensi berbagai sisi hidup manusia banyak yang bergantung pada dunia maya.
Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan dunia digital berkembang sangat pesat beberapa tahun belakangan ini
Berbagai fasilitas kemudahan berkomunikasi dan mengekresikan diri diberikan oleh perkembangan dunia digital saat ini. Kehadiran internet membuat masyarakat bisa berbagi konten atau informasi ke berbagai tempat.
Untuk itu dibutuhkan kreativitas positif para pengguna media sosial agar konten yang dibuat beragam dan menarik perhatian serta bermanfaat serta menginspirasi orang lain.
Hal ini juga yang diulas oleh Ukki Anditia, Accout Manager Digital Agency dan pemerhati media sosial dalam sebuah webinar literasi digital wilayah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, pada Senin 21 Juni 2021. Menurut Ukki yang menggunakan media sosial sejak tahun 2003 ini Indonesia memasuki era internet sejak tahun 1988.
“Saat itu di tahun 1988, alamat protokol internet pertama didaftarkan oleh Universita Indonesia dan pada tahun 1994, perusahaan penyedia layanan internet hadir di Indonesia. Disusul tahun 1996 dimana era bisnis Warnet mulai menjamur,” ungkap Ukki.
Ukki juga membeberkan betapa ‘merakyat’nya internet saat ini. Dari jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 274, juta, sebanyak 191 juta diantaranya adalah rentang usia produktif 15-64 tahu. Sementara jumlah pengguna internet ada 202,6 juta dan rata-rata waktu yang dihabiskan orang Indonesia di internet adalah 8 jam 52 menit.
Dengan perincian, waktu yang dihabiskan untuk melihat streaming video selama 2 jam 50 menit, bermedoso 3 jam 14 menit, membaca berita 1 jam 38 menit dan lain-lain 1 jam 10 menit.
Ukki juga mengakui ada banyak manfaat dengan menggunakan internet. Di antaranya adalah memperluas pergaulan, meningkatkan bisnis dan karir serta mempererat pertemanan yang awalnya sudah lama tak pernah berjumpa, makin akrab lewat internet.
“Dengan internet, komunikasi menjadi tak terkendala jarak dan waktu, mudah dan cepat untuk mendapatkan serta menebarkan informasi serta lebih mudah dalam mengekspresikan diri,” beber Ukki.
Meski begitu, Ukki juga mengatakan para pengguna internet di Indonesia sudah sepantasnya berbenah, menyusul hasil survei yang dilakukan Microsoft yang menyatakan netizen Indonesia paling tidak sopan se-Asia Pasifik.
“Banjiri internet dengan konten positif, saring sebelum sharing, hargai perbedaan dan hormati privasi orang lain serta gunakan bahasan yang santun dalam bermedsos,” sarannya.
Sementara itu pembicara lain, Chris Jatender mengatakan di era digital yang semakin meluas pentrasinya, juga diperlukan kecakapan pengetahuan mendasar tentang risiko yang akan kita hadapi jika kita tak bijak bermedsos.
Chris mengatakan, ada landasan hukum yang wajib dipahami para pengguna medsos agar tak kebablasan dalam berekspresi.
Yang juga penting di dunia medsos menurutnya adalah selalu menjaga privacy agar tak disalahgunakan oleh orang yang tidak dikenal. “Yang termasuk data diri di antaranya adalah: Nama lengkap, alamat email, nomor kartu identitas, data lokasi, alamat IP, riwayat kesehatan, penghasilan,” ungkapnya.