Bijak Mengunggah Konten Bikin Internet Makin Sehat
Nagekeo – Kebebasan memberikan pendapat memang dijamin oleh undang-undang. Namun yang terjadi saat ini kebebasan tersebut justru di luar batas. Banyaknya netizen Indonesia yang kini mulai salah dalam menggunakan sosial media. Hal itu nampak pada hasil survey Microsoft bahwa netizen Indonesia berada di urutan keempat dari bawah karena tidak memiliki etika dan sopan santun dalam berpendapat. Survey tersebut melibatkan 32 negara yang ada di dunia.
Awalnya, pemanfaatan internet yang kini berkembang luas adalah sebagai sarana belajar, berkomunikasi, bekerja dan juga belanja. Namun, semakin berkembangnya teknologi, dampak dari duni digital saat ini muncul lah berbagai platform atau aplikasi sosial media. Tentunya semakin memudahkan hidup seseorang sekaligus menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Novia Aziza selaku penggiat UMKM yang juga seorang penyiar radio, bahwa bijak mengunggah konten di media sosial ada kaitannya dengan program pemerintah yaitu internet sehat dan aman.
“Pemanfaatan media sosial saat ini telah mengubah pola hidup dan budaya manusia dalam berbagai aspek,” kata dia dalam kegiatan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (23/6/2021).
Menurut Novia, melakukan aktivitas di media sosial terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yakni; penerimanaan, peka terhadap budaya nasional dan lokal, terkadang berpura-pura menjadi orang lain, oversharing, mengikuti akun yang tepat dan sesuai, serta gunakan sosial media secara berkala.
“Media sosial membuat seseorang terkadang ingin menjadi atau seperti orang lain. Untuk itu ditekankan bahwa media sosial harus digunakan secara bijak dan tepat sasaran,” ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa ada baiknya setiap pengguna media sosial tidak menelan mentah-mentah seluruh informasi yang ada. Apalagi, jika informasi tersebut diperoleh langsung tanpa tahu asal usul dan kebenarannya seperti apa.
Pengguna sosial media juga harus bertanggung jawab atas setiap postingan yang mereka bagikan. Mereka tidak bisa lari begitu saja ketika konten yang diunggah menjadi viral. “Pengguna jangan terburu-buru dalam membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya hanya karena ingin menjadi orang tercepat memahami sebuah kasus.”
Terakhir, agar tetap aman dalam menggunakan media sosial, Novia menyarankan agar masyarakat mulai peduli dengan akunnya masing-masing. Seperti menjaga akun sosial media tetap aman dengan mengganti password secara berkala. Tak sedikit kasus peretasan media sosial yang berujung pada penipuan sejumlah uang.
“Banyak orang-orang yang akunnya diretas, dan kemudian ada yang melapor bahwa dirinya meminta uang kepada seluruh kontak pertemanan, padahal akun tersebut sudah diambil alih oleh orang jahat. Itu pentingnya mengganti password secara berkala,” tutupnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Nagekeo, Nusa Tengagra Timur (NTT), Rabu (23/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Melanie Subono (Musician & Activist), Adinda Atika (Business Development Manager Tunai Kita), Novia Aziza (Penggiat UMKM dan Penyiar Radio), Bernadus Frederick Due Woi, S.Kom (Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata), dan Bayu Eka Sari (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.