Budaya Lokal di Indonesia Perlu Dikembangkan di Dunia Digital
Ambon – Untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang paham akan literasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara Webinar Literasi Digital di Kota Ambon, Maluku Kamis 1 Juli 2021.
Hadir dalam Webinar dengan moderator Yulian Noor ini sejumlah pembicara yaitu Grace M.Moulina Head of Marketing Communication, Mora Nasution, Head of Learning & Talent Development Tech-Based Bank, Monica Ariesta Seipalla, News Anchir & Duta Bahasa, Eross, Musisi & Leader of Tahury Family Gathering dan Key Opinion Leader Denny Abal.
Menurut Monica, dunia digital mempermudah hidup kita karena banyak membawa dampak positif untuk kita semua seperti bisa mengakses informasi dan hiburan secara cepat.
“Namun disamping yang positif, dunia digital juga bisa membawa dampak negatif bagi penggunanya ketika tidak dimanfaatkan secara bijak,” ujar Monica.
Ditambahkannya orang yang bijak dalam bermedia sosial adalah orang yang selalu menggunakan akal budinya dalam menggunakan media sosial.
“Harus dipahami sejumlah kriteria postingan kita bijak jika postingan kita benar, penting, bermanfaat, atau sesuatu yang dibutuhkan orang dan unggahan yang baik tidak menyakiti dan bukan hoax,” jelasnya.
Ia juga mengutarakan sejumlah prinsip yang harus dipahami dalam berinternet di media sosial yaitu penerimaan, kepekaan terhadap budaya dan lokal, tidak boleh berpura-p[ura menjadi orang lain.
Selain itu perlu juga agar jangan oversharing dan ingat selalu bahwa jejak digital susah dihapus. Yang tak kalah penting adalah memilih untuk follow akun yang tepat yang bermanfaat dan lakukan detok medsos secara berkala.
“Detok ini baik sekali dengan mendisiplinkan diri untuk mengurangi atau tidak menggunakan medsos untuk beberapa waktu atau hari-hari tertentu. Dan menghidari diri dari postingan postingan yang membuat kesehatan mental terganggu.”
Sementara itu pembicara lain Eros seorang musisi Ambon mengatakan dunia digital sangat berperan untuk mengangkat budaya Maluku. “Jaman sekarang budaya luar negeri banyak masuk di dalam kehidupan generasi muda sehingga anak muda bisa melupakan budaya asli kita.
“Sehingga penting mengangkat budaya asli Indonesia terutama Maluku ke dunia digital. Contohnya lagu daerah ketimbang mengangkat lagu-lagu Korea yang kita tidak tahu maknanya. Padahal lagu asli Indonesia bagus bagus. Contohnya lagu Korea kita menikmati tanpa tahu artinya, bagaimana kalua kita ubah lagu kita biar dinikmati orang luar neger,” tuturnya.
Untuk itu, ia menyarankan para musisi untuk membuat lagu-lagu berbahasa derah dengan mengkombinasikan dua bahasa karena kualitas music Indonesia sama bagusnya.
“Kadang orang lari dari budaya karena berpikir budaya itu tidak menghasilkan apa-apa, padahal itu salah. Contohnya saya pernah dipanggil ke Amerika menyanyikan lagu Maluku padahal mereka tak mengerti artinya.”
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.