Cegah Terpapar Hoaks, Jangan Asal Klik Berita Provokatif dan Tidak Jelas Ya!
Manokwari – alias berita bohong menjadi salah satu dampak negatif perkembangan teknologi informasi. Bagaimana cara mencegah terpapar hoaks?
Yosef Wao Werang, Sosialisator Literasi Nasional, mengatakan salah satu ciri utama hoaks adalah berita yang provokatif dengan judul yang bombastis.
“Hati-hati dengan judul yang provokatif. Sebelum disebarkan beritanya harus kita cek siapa pengirimnya, kita cek juga informasi yang relevan dan terpecaya lewat situs media pemerintah atau lewat kepolisian misalnya,” tutur Yosef, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Manokwari selatan, Papua Barat, Senin (30/8/2021).
Yosef mengatakan dampak hoaks sangat merugikan masyarakat. Sebab, sebagian besar ini hoaks adalah konten negatif yang berisi fitnah dan provokasi.
Ia menjabarkan bahwa ada empat dampak negatif yang ditimbulkan oleh hoaks, di antaranya:
Bidang politik
Dampak negatif hoaks bisa membuat masyarakat terpolarisasi. Sehingga jika berlawan pandangan politik akan dianggap musuh.
Hoaks juga bisa menciptakan fanatisme berlebihan terhadap seorang tokoh politik.
“Ini rentan terjadi di masa Pilkada dan Pilpres. Menyebarkan hoaks demi menjatuhkan lawan alias black campaign,” tuturnya.
Bidang Ekonomi
Sementara itu, hoaks di bidang ekonomi akan berpengaruh terhadap ekspektasi dan perilaku investasi. Hal ini dikatakan Yosef bisa mengganggu kondisi ekonomi nasional serta minat untuk berinvestasi di Indonesia.
Bidang Sosial
Yosef mengatakan hoaks bisa merenggangkan hubungan persaudaran dan persahabatan dalam kehidupan masyarakat.
Bidang Keamanan
Menimbulkan konflik horizontal di antara masyarakat, terutama berita hoaks yang mengandung unsur SARA.
“Ini yang menyebabkan terjadinya konflik masyarakat, karena tertipu hoaks, karena tidak cek dulu sebelum sebarkan informasi,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Anggie Ariningsih CEO Fintech P2p Lending mengatakan mengatakan literasi digital penting untuk mencegah diri menjadi korban hoaks.
“Posting yang penting, bukan yang penting posting. Jangan terbalik ya. Jadikan media sosial kita sebagai sumber informasi baik dan positif bagi pengguna internet lain,” ujarnya.
Dalam webinar kali ini, hadir juga Adinda Atika selaku VP Business Development Fintech P2P Lending dan Ainun Auliah sebagai key opinion leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.