Dompet Digital Mempercepat Transformasi Go Cashless

0

Halmahera – Perkembangan teknologi yang semakin pesat ini membawa banyak perubahan pada semua aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah finansial. Terlebih saat ini gerakan go cashless sudah semakin ditingkatkan mengingat bahwa membawa uang tunai cukup banyak di era digital ini sudah ketinggalan zaman dan berisiko. 

Risiko terlalu banyak membawa uang tunai adalah Anda akan menjadi incaran pelaku kejahatan. Apalagi di tengah masa pandemi seperti saat ini dimana perputaran ekonomi tengah terpuruk. Salah satu bentuk dari gerakan go cashless adalah dengan munculnya e-wallet atau dompet digital. 

Dompet digital adalah alat transaksi yang mana Anda tidak perlu mengeluarkan uang tunai. Transaksi cukup menggunakan smartphone. Oleh karena menggunakan smartphone, keamanan transaksi sangat terjaga. Contoh: saat transaksi, pengguna harus membuka PIN atau password terlebih dahulu. 

Hal inilah yang menjadi fokus pembicaraan Gita Evanda selaku Financial Planner dari Jocara.id dalam kegiatan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Halmahera Barat, Maluku, Rabu (23/6/2021). Menurutnya, dompet digital saat ini sudah berkembang pesat dan sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari di era digital saat ini. 

“Layanan dompet digital di pertengahan tahun 2021 ini mencatat pertumbuhan sangat signifikan seiring meningkatnya transaksi nontunai selama pandemi,” kata dia. 

Dijelaskan lebih lanjut, dompet digital kini menjadi alternatif pembayaran cashless, mudah digunakan karena hanya dengan jaringan internet dan smartphone. 

“Selain itu, dompet digital juga bisa untuk membayar transaksi online dan offline tentu dengan menggunakan QR Code,” tambahnya. 

Saat ini, di Indonesia sendiri sudah terdapat banyak dompet digital yang akrab digunakan masyarakat seperti OVO, DANA, maupun LinkAja. Bahkan ketiganya saat ini tengah bersaing karena menyatakan jumlah transaksi dan pengguna yang terus meningkat di sepanjang tahun 2021 ini. 

“Untuk menggunakan dompet digital ini juga cukup mudah. Anda hanya perlu mengunduh aplikasi dan membuat akun. Pastikan juga tidak membagikan password dan OTP kepada orang lain,” kata dia. 

Hal yang harus dilakukan selanjutnya ketika sudah terdaftar di dompet digital adalah melakukan pengisian saldo atau topup melalui m-banking. Setelah itu barulah bisa digunakan untuk pembayaran. 

Dikatakan oleh Gita, dompet digital membawa banyak manfaat seperti;

  1. Mewujudkan cashless society
  2. Bisa mendapatkan promo seperti potongan harga, cashback, poin
  3. Memudahkan pencatatan pengeluaran
  4. Aman, asal tidak pernah membagikan kode OTP kepada orang lain
  5. Praktis, dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi secara online dan offline.

Dompet digital juga bisa digunakan untuk membayar transaksi offline di merchant. Caranya Anda cukup dengan scan QRIS (Quick Respond Code Indonesia Standard) yang ada di toko tersebut. Kemudian, membeli atau membayar tagihan belanja online listrik, air, telepon, BPJS, internet, Tv kabel, pulsa dan PBB dengan mudah. Selain itu, dompet digital juga bisa digunakan untuk investasi reksadana atau melakukan pembayaran setoran di beberapa platform. 

“Tips memilih dompet digital yang perlu diperhatikan dengan seksama adalah fitur. Semakin lengkap tentu bisa digunakan dimana saja, sekalipun terintegrasi dengan e-commerce yang sering Anda gunakan,” tutupnya. 

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Halmahera Barat, Maluku, Rabu (23/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Dedy Triawan, S.Kom, MMSI. PhD (CTO di MEC Indonesia), Rahmat R Wali (Peneliti Kamalata Institute), Haris Atid (pegiat literasi), dan Putri Maysita (Key Opinion Leader). 

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *