Jangan Asal Posting, Yuk Pandai Kelola Jejak Digital

0

Kabupaten Mappi, Papua  – Masyarakat umumnya paham bagaimana media sosial memiliki dua mata pisau yang sama-sama tajam. Media sosial bisa sangat menguntungkan, tapi juga bisa sangat merugikan.

Tapi tahukah kamu bahwa kamu bisa mengantasipasi hal negatif di media sosial dengan cara mengelola jejak digital?

Dijelaskan oleh Nannette Jacobus, Account Manager Frente Indonesia, setidaknya ada enam cara mengelola jejak digital media sosial.

Pertama, hindari penyebaran data penting seperti alamat rumah, rekening ATM atau nomor ponsel di media sosial. “Jangan berikan informasi informasi itu di media sosial,” kata Nannette saat berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Mappi, Papua, Senin (9/8/2021).

Kudua, gunakan kata sandi yang kuat dan berlainan untuk tiap akun media sosial serta dompet digital atau mbanking.

“Selalu gunakan password yang berbeda, digabungkan huruf besar dan kecil ditambah karakter unik,” tambahnya.

Ketiga, hindari memposting sesuatu yang sifatnya terlalu personal seperti nama lengkap ibu, alamat rumah hingga data diri pribadi.

Keempat, gunakan layanan pelindung data pada perangkat pribadi seperti software, antivirus, hingga otentikasi ganda.

Kelima, browsing nama sendiri di mesin pencari seperti Google. Itu dimaksud untuk mencari jejak digital kita di media sosial, adakah yang menjadi sorotan umum atau tidak.

“Kenapa perlu? Supaya kita tahu apakah identitas kita dipakai orang tidak bertanggung jawab untuk dipakai hal tidak bertangggung jawab juga,” tambahnya.

Keenam dan yang terakhir, bijak sebelum menulis dan membagikan informasi di media sosial. Nannette juga sangat mengimbau penggunaan media sosial untuk sesuatu yang positif.

Selain Nannette Jacobus, hadir juga dalam acara webinar staf dosen Albertus Fiharsono, dosen Andi Fauziah Astrid dan Ichsan Colly.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital sendiri merupakan rangkaian panjang dalam kegiatan webinar yang dilakukan di seluruh penjuru Indonesia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *