Jangan Tertipu, Simak Jenis-jenis Disinformasi Pada Media Digital
Maluku – Literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan juga media digital. Tidak sedikit juga yang beranggapan, dengan menguasai teknologi kita sudah menguasai yang namanya digital.
Padahal, literasi digital itu sendiri adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekedar menitikberatkan pada kecakapan menguasai teknologi. Tetapi, juga menggunakan media dengan penuh tanggung jawab.
Selama pandemi, teknologi mendukung kehidupan baru dunia dan Indonesia yang berlandaskan internet. Perubahan ini meningkatkan lonjakan pengguna, sekaligus lonjakan resiko keamanan digital.
Nah, lonjakan ini memerlukan pemahaman lebih tentang media digital sekarang ini. Dalam maksud, meningkatkan paham literasi digital kepada masyarakat Indonesia.
Sebelu,m lebih lanjut, mari mendengarkan jenis-jenis disinformasi pada media digital yang dibawakan oleh Robby wahyu saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kota Ambon, Maluku, Rabu (30/6/2021).
“Pertama ada satiter atau parodi yang berpotensi menyebabkan kerugian. Kedua, konten tiruan, yang sudah jelas meniru sumber-sumber asli,” ujar Robby.
Menurutnya, ada hubungan yang salah dalam judul atau keterangan yang tidak mendukung konten. Sehingga konten informasi gampang di curi oleh penipu.
Selanjutnya, ada konten yang membingkai sebuah isu atau cara menyesatkan. Konten reka adegian yang memang dirancang untuk menipu dan menyebabkan kerugian.
“Temen-temen harus paham dan bisa membedakaan, tipe-tipe disinofrmasi bukan Cuma hoax saja,” tambahnya.
Banyak menyebarkan hoax, dan giringan opini akan terjerat oleh Pasal 27,28 dan 29 UU ITE. Menghindari diisnformasi juga perlu dilakukkan, seperti mengecek sumber beritanya agar memiliki wawasan literasi digital lebih baik. Lalu, juga jangan mudah terprovokasi dalam hoax yang beredar.
Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi menyelenggarakan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital. Webinar kali ini dilakukan di wilayah Kota Ambon, Maluku, Rabu (30 Juni 2021).
Webinar kali ini menghadirkan pembicara yaitu Robby Wahyu Hutomo (Senior Security Consultant), Driana Rini Handayani (Blogger, Social Media Enthusiast, Entrepreneur), Rustam Hattala (Cyber Team dan Content Creator), Yamres Pakniany (Dosen Institut Agama Kristen Negri Ambon), dan Fandy Ruby (Public Figure).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.