Kenali Jenis-jenis Penipuan Online Yang Banyak Terjadi

0

Bima – Sebanyak 175,4 juta populasi masyarakat di Indonesia telah menjadi pengguna internet. Dengan pengguna media sosial aktif mencapai 160 juta.

Rata-rata orang menghabiskan waktu menggunakan internet mencapai 8 jam sehari, termasuk dengan penggunaan media sosial (Whatsapp, Twitter, Facebook, dan Instagram).

Di samping menggunakan media digital untuk hal positif, beberapa di antaranya melakukan hal negatif, seperti penipuan secara online.

Menurut Anggi Ariningsing, CEO Tunai Kita,  aktivitas yang rentan dengan serangan kejahatan online adalah belanja online, memeriksa email, dan mengakses media sosial. 

Sebagai masyarakat era digitalisasi, sebaiknya mengenali jenis-jenis penipuan online yang banyak terjadi. Menurut pemaparan Anggi, terdapat 8 jenis penipuan online seperti, social engineering, scam, phising, carding, account take over, share login info, share card info, dan id theft.

“Kita harus lihat, kita share data lewat apa, kemana, dan apa yang dishare. Biar lebih berhati-hati,” ujar Anggi Ariningsih, CEO Tunai Kita, dalam Webinar Wilayah Kabupaten Bima, NTB, Kamis (17/6/2021).

Anggi menuturkan, untuk selalu menggunakan platform-platform legal yang sudah mendapat izin dari pihak Kominfo, OJK, dan AFPI untuk menghindari penipuan online.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bima, NTB, Kamis (17/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Royyan Nobel (CoFounder & CTO Viding.co), Dewi Ratna Muchlisa Mandyara (Kepala Musium Samparaja Bima), Zunaidin (Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima), dan Halifah Intania.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *