Ketahui Jenis Informasi Pribadi yang Paling Banyak Dicuri Penjahat Dunia Digital, Biar Makin Hati-hati!
Denpasar -seperti rumah dan harta benda lainnya, data pribadi menjadi hal yang bisa dicuri oleh pelaku kejahatan digital. Dijelaskan oleh Dosen ITB Stikom Bali, I Komang Agus Ady Aryanto, sangat penting untuk mengamankan data, sama seperti mengamankan rumah dan kendaraan pribadi.
Apalagi, pencurian identitas dan data pribadi masuk dalam daftar kejahatan dunia internet yang paling sering terjadi.
Berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Denpasar, Bali, Selasa (24/8/2021), Komang mengatakan, bagi pelaku kejahatan digital, data pribadi kita yang dicuri bisa diolah menjadi data yang menguntungkan.
Padahal, lanjutnya, pencurian identitas dan data pribadi harusnya bisa diantisipasi oleh diri kita sendiri karena terjadi oleh oknum yang bahkan tidak pandai teknologi.
“Pencurian identitas bisa terjadi karena kelalaian diri sendiri. Skill teknis (pencuri) bisa jadi tidak ada, tapi terjadi karena kelalaian kita sendiri,” kata Komang lebih lanjut.
Misal saat membuka email dan memasukkan password, pastikan selalu dilakukan penuh kerahasiaan dan tidak dilakukan di depan umum.
Selain karena kelalaian diri sendiri, pencuriqn identitas juga bisa terjadi karena hal lain. “Biasanya pelaku mengakses server untuk mendapatkan informasi yang tersimpan dalam database,” tambah Komang.
Dari sekian banyak jenis data pribadi, Komang memaparkan beragam jenis info personal yang kerap dicuri oleh pelaku kejahatan digital.
Pertama atau sekitar 21.6 persen data yang dicuri adalah tempat, tanggal lahir dan nomor keamanan sosial atau SSN. Kata Komang, itu terjadi karena banyak nomor sandi yang dibuat berdasarkan tanggal dan tahun lahir seseorang.
Data kedua yang paling banyak dicuri adalah nama lengkap dan alamat rumah, sebesar 20 persen, lalu informasi kesehatan di posisi ketiga dengan 18.4 persen, dan hal lain-lain seperti alamat email, hingga informasi pembayaran.
Selain I Komang Agus Ady Aryanto, hadir juga dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Denpasar yaitu Marketing Manager Digital App Josephine Vannia, CEO Artifashion Shella Nadia Lestari, dan Vizza Dara.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.