Masyarakat Indonesia Antusias Mengadopsi Transformasi Digital

0

Pegunungan Bintang Papua – Perubahan interaksi sosial di Indonesia merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari lagi khususnya di Indonesia dengan pengguna internet yang semakin tahun semakin bertambah saja. Dari data statistik diperoleh bahwa di awal tahun 2021 pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta jiwa.

Menurut Apner Krei, s.Sos, M,Si, Sekretaris Antropoligi FISIP Universitas Cendrawasih saat menjadi naras umber dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Kamis 5 Agustus 2021, perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan sosial yang tak bisa dihindari oleh setiap individu maupun kelompok masyarakat.

“Terjadinya perubahan sosial merupakan gejala wajar yang muncul sebagai akibat dari proses interaksi. Perubahan sosial juga dapat terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat,” ujar Apner Krei dalam webinar yang dipandu oleh Patria Prathama ini.

Perubahan itu, lanjutnya, seperti perubahan dalam unsur-unsur geografis, geologis, ekonomi kebudayaan dan perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan dinamis.

Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat yang dapat mempengaruhi pola interaksi sosial dalam suatu masyarakat yang dapat bersifat membangun karakter manusia menuju proses yang lebih baik atau malah sebaliknya

“Sebagai negara berkembang, teknologi digital mampu mendorong berbagai kemajuan Indonesia. Dari segi infrastruktur dan hukum yang mengatur kegiatan di dalam internet, Indonesia sudah siap hidup di era digital,” imbuhnya.

Untuk itulah kesiapan Indonesia dalam koneksi internet yang saat ini sudah semakin membaik di 4G dengan informasi dan transaksi elektronik (ITE) masyarakat Indonesia secara umum antusias mengadopsi hidup digital terutama dipicu oleh penetrasi internet dan penggunaan ponsel pintar yang terus meningkat setiap tahun.

“Dunia digital berbasis internet membuat seluruh aktivitas para penghuninya menjadi tanpa batas ruang dan waktu,” terangnya.

Selanjutnya adalah banyak dampak positif era digital yaitu bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan dapat lebih cepat dan lebih mudah dalam mengaksesnya. Juga tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorientasi pada teknologi digital yang memudahkan proses dalam pekerjaan kita. Dan munculnya media massa berbasis digital khususnya media elektronik sebagai sumber pengetahuan dan informasi masyarakat.

Dampak lain adalah munculnya berbagai sumber belajar seperti perpustakaan online, media pembelajaran online, diskusi online yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Serta yang juga marak adalah munculnya e-bisnis seperti toko online yang menyediakan berbagai barang kebutuhan dan memudahkan mendapatkannya.

Banyak dampak positif tetapi ada juga dampak negatif dari era digital ini yaitu ancaman pelanggaran hak kekayaan intelektual (HKI) karena akses data yang mudah dan menyebabkan orang plagiat dan melakukan kecurangan.

Juga ancaman terjadinya pikiran dimana anak-anak seperti terlatih untuk berpikir pendek dan kurang konsentrasi. Tak kalah harus diwaspadai adalah ancaman penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan tindak pidana seperti menerobos sistem perbankan dan lain-lain (menurunnya moralitas).

Dengan banyak dan segala konsekuensi sisi negatifnya maka banyak langkah yang diambil untuk bijak menyikapi perkembangan era digital ini. Yaitu era digital harus disikapi dengan serius menguasai dan mengendalikan peran teknologi dengan baik agar era digital membawa manfaat bagi kehidupan.

Selain itu pendidikan harus menjadi media utama untuk memahami menguasai dan memperlakukan teknologi dengan baik dan benar. Karenanya anak-anak dan remaja harus dipahamkan dengan era digital ini baik manfaat maupun sisi negatifnya..

“Oang tua harus pula dipahamkan agar dapat mengontrol sikap anak-anaknya terhadap teknologi dan memperlakukannya atau menggunakannya dengan baik dan benar. Pengenalan tentang pemanfaatan berbagai aplikasi yang dapat membantu pekerjaan manusia perlu dikaji agar diketahui manfaat dan kegunaannya serta dapat memanfaatkannya secara efektif dan efisien terhindar dari dampak negatif dan berlebihan,” sarannya.

Yang tak kalah penting adalah peran pemerintah untuk melakukan kajian mendalam era digital ini dalam berbagai bidang seperti politik ,ekonomi,sosial budaya ,pertahanan ,atau keamanan serta teknologi informasi.

Selain Apner Krei, juga hadir berbagi wawasan lainnya seputar literasi digital adalah Adinda Atika, VP Business Develompent Fintech P2P Lending, Alki Adi Joyo Diharjo, CEO Viding.co dan Bayu Eka Sari sebagai Key Opinion Leader. 

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *