Memasarkan Produk Lokal secara Digital
Kepulauan Sula Maluku Utara – sebagai negara kepulauan dengan beragam kebudayaan memiliki banyak potensi yang bisa ditampilkan. Budaya ini merupakan heritage atau warisan yang memiliki value. Misalnya, dengan memasarkan produk lokal di era digital sekarang ini.
“Produk lokal merupakan produk yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Biasanya produk ini memiliki keunikan atau kekhasan dari tempat asalnya, bentuknya bisa berupa makanan, karya pengrajin, kain, objek wisata, hingga kesenian,” jelas Adji Srihandoyo, Business Development Director Koperasi Jasa Tri Capital Investama, saat menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, Rabu (18/9/2021).
Sebagai seorang penjual yang hendak memasarkan produknya, tentu butuh sesuatu hal yang unik untuk menarik minat pembeli. Akan tetapi, menurut Adji, sesuatu itu harus diawali dari diri sendri dengan kemauan, kesiapan, kreativitas, inovatif, pengetahuan, dan kemampuan.
Kemudian, dalam memasarkan produk lokal dapat dilakukan dengan cara mulut ke mulut, perantara, pasar tradisional, pasar modern, koperasi, dan dipasarkan secara online. Memiliki pemikiran untuk bersinergi dan berkolaborasi juga penting. Kolaborasi ini dapat dilakukan bersama empat pihak untuk memasarkan produk lokal, yaitu komunitas, pemerintah daerah, akademisi, dan pihak swasta.
“Ada hal yang harus dicermati untuk kita memastikan calon pembeli atau market tersebut menjadi puas itu harus tercermin. Tingkat kepuasan pembeli bisa menjadi madu atau racum. Kalau market puas, itu akan menjadi madu dan begitu pun sebaliknya,” tuturnya.
Untuk mempertahankan pembeli dan meningkatkan tingkat kepuasannya, hal yang dicermati terdiri atas kualitas, kontinuitas, kemasan, pengiriman, harga yang bersaing, perijinan, promosi, pelayanan, dan kemudahan menjual.
Kemudahan menjual bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi penjual karena harus menyiapkan dirinya akan digitalisasi. Pada digitalisasi, umumnya jual beli menggunakan e-commerce dan marketplace. Dengan platform tersebut, penjual harus memperhatikan hal terkait promosi, pembayaran, pemesanan, dan pelayanan kepada pembeli. Misalnya, pada promosi diberikan diskon pada acara tertentu atau hari penting.
Ia mengatakan, dengan bergabung pada dunia digital dalam menyajikan produk lokal, yakni dapat meningkatkan produktifitas dan efektivitas masyarakat setempat, menumbuhkan ekonomi masyarakat, meningkatkan kemampuan masyarakat, memperkenalkan daerah setempat, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap produk yang dijual.
Ketika sebuah produk lokal dipasarkan secara digital, maka tidak menutup kemungkinan menembus pasar internasional. Misalnya, produk tolak angin dan indomie. Tentunya produk yang nanti menembus pasar internasional akan membanggakan kita juga sebagai warga negara.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, Rabu (18/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Fajar Sidik (Zinester & Podcaster), Gunawan Tidore (Jurnalis), Ari Lesmana (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.