Pentingnya Pemahaman Hard Skill dan Soft Skill di Era Digital
Timor Tengah Selatan – Semakin berkembangnya penetrasi digital di masyarakat menuntut kecakapan digital bagi para penggunanya. Kecakapan digital ini bisa dimulai dari kecakapan hard skill digital yaitu kemampuan teknis menggunakan teknologi komputer, pemasaran digital, menganalisa data, hingga pengembangan website atau platform media sosial.
Hal itu dikatakan oleh Edri Sengaji, Web Design dan Social Management dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis 15 Juli 2021.
“Hard skill merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki untuk suatu pekerjaan tertentu. Contohnya desain web, menulis, programming komputer, akuntansi, menerjemahkan bahasa asing, dan masih banyak sekali hard skill yang lainnya,” ujar Edri Sangaji salam webinar yang dipandu oleh Eddie Bingky ini.
Dijelaskannya juga hard skill bisa berupa filling data yaitu mengelola data-data perusahaan dalam komputer untuk kebutuhan pelaporan. Selain itu kemampuan untuk backup data pada yang telah dikelola yang dapat di back up dan diakses oleh siapapun.
Selain kemampuan hard skill, pengguna internet juga disarankan memiliki juga kemampuan soft skill semisal kemampuan untuk menyampaikan atau melaporkan pekerjaan secara baik dan benar secara lisan kepada atasan atau pemimpin usaha.
Edri juga memberi tipsnya untuk para karyawan agar mampu meniti karir dengan lancar. Diantaranya adalah dengan menguasai job desk yang telah diberikan perusahaan yang harus dikuasai.
“Setelah menguasai job desk, coba untuk menawarkan ide dan kemudian merealisasikan ide. Karena ide yang ditawarkan harus mampu direalisasikan sehingga Anda memiliki posisi tawar,” bebernya.
Dikatakannya juga jika punya kemampuan pasti ada jenjang karir dan jika fokus pasti jenjangnya jelas punya nilai jual. Dan pengetahuan dan kemampuan digital skill mampu membuka jalan ke jenjang selanjutnya.
Jika sudah paham tentang hard skill dan soft skill terkait dunia digital, maka yang perlu dikuasai juga adalah kecakapan pengguna internet akan kejahatan yang bisa muncul akibat dampak penggunaannya.
Hal ini dikatakan pembicara lainnya, Robby Wahyu, Sr. Security Consultant Maxplus bahwa dengan perkembangan teknologi saat ini membuat harus mempersiapkan diri untuk memaintain skill agar survive di dunia digital termasuk menghindari kejahatan di dunia digital.
Salah satu kejahatan yang paling sering adalah kejahatan phising yang bertujuan untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. “Kejahatan phising biasanya mengincar data pribadi, data akun dan data finansial. Sementara itu jenis phising antara lain email phising, spear phising, whailing dan web phising, smishing & vishing dan angler Fishing,” terang Robby.
Ia juga mengatakan tentang fakta aktual ancaman phising yang ada di sosmed berjumlah 8,3%, di institusi keuangan 19,4%, dan di SAAS/Webmail ada 33,5%. Sebetulnya jika kita waspadai, bisa mengetahui ciri-ciri phising diantaranya adalah ejaan atau tata bahasa yang buruk dan URL singkat di email atau chat.
Selain itu biasanya ciri lainnya adalah alamat pengirim tidak sesuai atau resmi, tampilan website relatif mirip asli, alamat website typo, website tidak ada HTTPS dan login sering gagal.
Selain Edri dan Robby, juga hadir sebagai pembicara adalah Herman Efriyanto Tanouf, Penulis dan Cika Mailoa sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.