Peran Jurnalisme Warga di Era Digital
Seram Barat- Citizen journalism atau jurnalisme warga bisa menjadi tolok ukur partisipasi masyarakat terkait berbagai macam peristiwa sekitar yang telah, sedang atau akan terjadi.
Di era digital seperti sekarang, semua orang yang terhubung dengan internet, tanpa terkecuali, dapat berpartisipasi dalam praktik jurnalisme warga.
Dikatakan Akademisi Komunikasi asal Maluku, Noviawan Rasyid Ohorella, meski bukan profesi resmi, namun saat melakukan jurnalisme warga harus tetap berpegang teguh fakta dan data.
“Seseorang bisa menjadi key information dan citizen journalism asal berdasarkan data dan fakta,” kata Ohorella saat berbicara dalam acara webinar Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Rabu (7/6/2021).
Ia melanjutkan, perubahan media saat ini berkaitan erat dengan ruang digital, yang pada akhirnya membuat masyarakat dapat berperan dalam jurnalisme warga.
Hanya saja Ohorella menekankan pentingnya literasi digital dan tetap berperilaku aman di internet. Katanya, berbagai kasus negatif di media sosial terjadi karena kurangnya kecakapan di media sosial.
“Dampak positif dunia digital, kita makin pintar tahu informasi apa yang tidak terjadi langsung di depan kita. Dampak negatifnya, jika informasi yang disampaikan tak berlandaskan fakta dan data, hal itu dapat menjadi hal yang menakutkan. Ingat konten yang kita punya bisa menjadi cambuk buat kita,” pungkasnya.
Webinar literasi digital ini dihadiri oleh narasumber lain yaitu Senior Security Consultant, Robby Wahyu Hutomo; Akademisi IAIN, Abdul Manaf Tubaka; dan COO Medialogy Digital, Rendy Doroii.
Dalam paparannya, Rendy Doroii membagikan ilmu yang juga dapat diterapkan oleh pelaku key information atau citizen journalism yaitu tips kreatif di media sosial Instagram.
Kata Rendy, dalam sebuah survei yang dilakukan terhadap 75 influencer beberapa waktu lalu, ditemukan setidaknya ada empat warna dominan yang berhasil mendapat engagement atau perhatian publik di dunia digital.
Empat warna itu adalah ocean depths, harvest gold, ethereal blue, dan rose dawn.
“Katanya, empat warna ini adalah warna yang paling banyak memiliki engagement tinggi karena pada dasarnya mata manusia tertarik dengan warna cerah seperti warna-warna yang kontras,” jelas Rendy.
Lalu apa itu arti dari istilah seperti reach, impression dan engagement?
Kata Rendy, impression adalah berapa kali konten kita dilihat oleh orang. Sementara reach adalah berapa orang yang melihat atau total akun yang melihat serta engangement berarti berapa kali konten kita dibahas oleh akun lain.
“Konteksnya dalam Intagram adalah diberi like atau diberi komentar atau share,” pungkasnya.
Dengan memahami apa yang disukai warga digital serta perilakunya, Rendy percaya konten digital yang kita buat dapat mendapat perhatian khalayak di media sosial.