Perbanyak Follower dan Selektif Lihat Profil Teman, Jika Ingin Berbisnis di Medsos
Kelungkung – Bertumbuhnya pengguna e-commerce oleh para pelaku UMKM membuat semakin banyak juga bermunculan market place dengan program yang menarik.
Sebagian besar memang pelaku UMKM lebih memilih memakai market place untuk ajang promosi produk dan jasa yang ditawarkan. Tetapi menurut Putu Eka Jaya Wirawan, Direktur Utama MAI Group dalam sebuah Webinar Literasi Digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi di Kabupaten Klungkung, Bali Senin 12 Juli 2021, alangkah baiknya produk-produk yang dijual adalah produk ciptaan sendiri.
“Potensi market place jauh lebih luas dan besar dan lebih meyakinkan para pembeli bertransaksi,” ujar Putu Eka dalam webinar yang dipandu oleh Eddie Bingky ini.
Produk karya sendiri ini juga efektif dipromosikan di media sosial selain di market place. Selama ini, menurutnya, media sosial kerap dipergunakan untuk hiburan dan bersenang-senang, seharusnya juga dimaksimalkan untuk menunjang kegiatan yang lebih bermanfaat semisal sarana promosi.
Ia juga memberi masukan, bila ingin menjadikan medsos untuk sarana promosi, penting diperhatikan keharusan untuk menambah pertemanan sebagai konsumen potensial. Karenanya adalah sangat penting memilih dengan siapa teman yang ada dalam lingkungan pertemanan kita di medsos.
“Mempersiakan diri promosi untuk berpromosi dengan memiilih temen di medsos. Lihat dulu profile teman yang akan difollow apakah memiliki latar belakang yang baik. Pilih teman yang ada hubungannya dengan bisnis kita,” imbuhnya.
Selain itu untuk berpromosi memakai medsos, penting juga untuk masuk dalam grup bisnis yang ceruk member grup itu memiliki anggota yang banyak. Banyak grup grup yang memiliki anggota hingga puluhan ribu orang yang bisa menjadi pasa potensian pemasaran produk yang akan ditawarkan.
“Saat dipromosikan di grup, meskipun tak semua orang lihat tetapi paling tidak orang akan lebih tahu brand kita. Selain menambah jumlah pertemanan dan grup, juga harus konsisten untuk memposting baik produk ataupun konten-konten yang menarik lainnya diluar jualan,” sarannya.
Yang juga bisa menambah potensi promosi produk adalah follow juga akun akun bisnis dan orang-orang dengan follower yang banyak. “Juga saat memposting sertakan juga tagar-tagar untuk memastikan ke calon pembeli.”
Selain memanfaatkan digital marketing untuk berjualan sebagai membangun kemandirian ekonomi, menabung juga bisa menjadi langkah jitu dalam cakap mengatur finansial kita.
Hal itu dikatakan oleh pembicara lainnya, Alaika Abdullah, seorang Virtual Assitant & Digital Content Creator, bahwa salah satu alasan seseorang harus menabung adalah karena roda kehidupan tak pernah sama.
“Selain itu harus diingat juga pepatah yang mengatakan sedia payung sebelum hujan karenanya sangat penting untuk menabung. Ditambah lagi adalah setiap orang harus mengupayakan kebahagiaan finansial di usia senja,” kata Alaika.
Alaika juga sadar bahwa tidak mudah untuk menabung di tengah banyaknya godaan prilaku hidup konsumtif semisal promosi belanja online dan sebagainya. Sebab kenyataannya memang menghabiskan uang sangat lebih mudah ketimbang menabung.
Agar niat menabung kita bisa berjalan lancar, ada beberapa cara untuk membuatnya sukses diantaranya adalah menghindari pengeluaran yang tidak penting. Selain itu cari penghasilan tambahan untuk dipakai memenuhi segala kebutuhan harian agar selalu ada uang lebih untuk menabung. “Bertahan dengan budget yang kita tentukan dan membuat tujuan keuangan.”
Selain Putu Eka Jaya dan Alaika, juga ikut berbagi ilmu dalam webinar ini sejumlah pembicara yaitu Chris Jatender, Kaprodi Teknik Informatika STTI STIENI dan Guntur Nugraha sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.