Perlu Kewaspadaan Lebih Ketika Menggunakan Cashless
Dompu – Metode pembayaran di Indonesia berubah seiring perkembangan digital yang ada. Beberapa ada yang sudah menjadikan metode pembayaran cashless sebagai pembayaran sehari-hari, dan ada yang belum bisa beradaptasi.
“Memang ga mudah mewujudkan cashless society di Indonesia, karena kita sudah terbiasa berpuluh-puluh tahun, ‘ada uang ada barang’. Ini mengapa juga dibutuhkan peran anak muda, peran literasi digital untuk membantu cashless society,” ujar Grace M. Moulina saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Dompu, NTB, Jumat (2/7/2021).
Sistem pembayran tanpa tunai ini jadi bulan-bulana para masyarakat, terutama saat pandemi seperti ini. Tetapi kita ketahui dalam setiap perubahan, sudah pasti ada keuntungan dan hambatan.
“Keuntung pembayaran metode cashless, kita tidak perlu buang-buang uang tunai. Kerugiannya juga ada, karena itu juga adalah media siber, seperti saat pake aplikasi m-banking tidak dikaitkan sandi, atau login ke gadget lain, gadget anak misalnya, lalu hp anaknya hilang, itu akan jadi ribet” tambahnya.
Perlu kewaspadaan lebih ketika menggunakan metode pembayaran cashless, karena kita bisa kurang teliti dan akhirnya jadi kelupaan. Kehilangan uang, bukanlah hal yang bisa di ganti rugi dengan mudah.
Itulah mengapa dalam menggunakan metode cashless, harus bisa teliti dan waspada. Memang kemudahan yang diberikan sangat menjajikan, apalagi sedang pandemi seperti ini. Tetapi bukan berarti kita bisa menyepelekan setelah mendapat kemudahan.
Tetap berhati-hati dalam menggunakan metode cashless, dan terus perhatikan uang yang disimpan, seperti, mencatat pengeluaran dan pemasukan. Karena, dengan adanya cashless bukan berarti keuangan yang disimpan bisa sepenuhnya aman.
Penipuan dan lain-lain di media siber, bisa terjadi kapan saja. Penggunaan metode pembayaran cashless, terkadang masih diragukan oleh masyarakat Indonesia. Karena sudah terbiasa pembayaran secara uang tunai.
Penyebaran cara penggunaan metode pembayaran secara cashless, bisa dikatakan masih kurang. Dibutuhkan kontribusi lebih dalam penyebaran penggunaan metode pembayaran secara cashless.
Apalagi dengan mewujudkan kegiatan cashless kita bisa mengurangi penularan virus Covid-19. Selain itu juga, lebih terjamin dari keamanan kehilangan uang dan copet.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Jumat (2 Juli 2021) ini juga menghadirkan pembicara Grace M. Moulina (Head of Marketing Communication Financial Company), Mora Nasution (Head of Learning & Talent Development Tech-Based Bank), Lilis Suryani (Ketua TP PKK Kabupaten Dompu), M. Asyrul RIady (Ketua PGRI Kabupaten Dompu), Fandy Ruby.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.