Ruang Digital Bisa Ciptakan Peluang Kerja untuk Orang Lain
Buleleng – Pandemi membawa banyak dampak dalam kehidupan masyarakat, mulai dari sisi kesehatan dan hancurnya perekonomian masyarakat seperti yang dirasakan di sejumlah wilayah Indonesia seperti Bali yang amat mengandalkan dari sisi pariwisata.
Banyak masyarakat terdampak pindah haluan berusaha untuk sekedar survive di masa pandemic. Salah satu bisnis yang menjadi lahan banyak pekerja yang terdampak pandemic adalah bisnis kuliner.
Menurut Nata Gein, seorang Publik Figur mengatakan di tengah pandemi masyarakat memang dituntut untuk cakap digital, memanfaatkan ruang digital untuk mencari nafkah terutama bagi para pekerja yang harus kehilangan pekerjaan ataupun berkurang penghasilan.
“Kecakapan digital saat ini menjadi keharusan untuk menopang sendi kehidupan kita, apalagi untuk teman teman yang mengalami dampak pandemi diPHK bisa memanfaatkan digital untuk berjualan misalnya,” ujar Nata Gain dalam webinar Literasi Digital yang digelar Kemkominfo dan Siberkreasi di Kabupaten Buleleng, Bali, Senin 12 Juli 2021.
Nata juga mengatakan, dengan kondisi seperti banyak hobi yang dimiliki bisa tereksplore dengan memanfaatkan ruang digital, semisal hobi memasak dan menjual hasil produk kuliner lewat media sosial.
“UMKM bisa terus berjalan dengan memanfaatkan ruang digital. Bisa juga jika dipromosikan di medsos dengan melengkapi memakai foto yang unik dan menarik serta desain unik untuk mengundang perhatian pengguna medsos lainnya sebagai calon pembeli. Setelah itu, mereka bisa meminta bantuan teman dengan follower banyak ataupun influencer untuk bantu posting,” kata Nata
Nata menjelaskan pemanfaatan ruang digital lebih efisien karena tak perlu sewa tempat. Selanjutnya jika pembeli sudah banyak UMKM ini juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain tanpa harus keluar rumah. “Semuanya tergantung kreativitas kita masing-masing,” lanjutnya.
Pemanfaatan ruang digital yang harus lebih dimaksimalkan untuk mendapat manfaat yang lebih besar untuk menopang kehidupan juga dibahas oleh Dr.Drs.I Ketut Suweca, M.Si, Kadis Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Buleleng Bali.
Ia mengatakan literasi digital adalah ketertarikan sikap kemampuan indivudu untuk menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses dan menganalisanya.
“Dengan literasi digital masayarakt diharapkan mampu mengubah mind set konsumtif menjadi mind set produktif. Mindset konsumtif merupakan pola pikir sikap membelanjakan uang yang tidak dibutuhkan, memaksakan membeli sesuatu hal yang tidak penting. Atau membeli karena ada iming-iming hadiah, kemasan menarik dan membeli karena gengsi bukan atas kualitas dan manfaat,” jelas Suweca.
Lebih lanjut, Suweca mengatakan masyarakat harus terbiasa berpikir dengan mind set produktif yaitu pola pikir yang memahami betapa bernilainya waktu dan sumber daya lain yang bisa dimanfaatkan.
Dikatakannya ada beberapa ciri jika seseorang memiliki mind set pola pikir pribadi yang produktif. Di antaranya adalah punya sikap mencinta pekerjaan, pandangan jauh ke depan.
Juga mampu mengatasi persoalan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berkontribusi terhadap pekerjaan dan lingkungan. Serta memiliki kemamouan untuk mewujudkan potensi diri dan menghargai waktu.
Selain Nata dan Ketut Suweca, juga hadir sejumlah pembicara lain yaitu Robb Wahyu, Sr Security Consultant MAXPLUS, Dr. I Gde Made Metera, M.Si, Rektor Universitas Panji Sakti, serta dipandu oleh moderator Eddie Bingky.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.