Tips Menghindari Penipuan Digital
Lombok Utara – Di masa pandemi dan era digital sangat diperlukan kewaspadaan kita terhadap penipuan digital dan lainnya. Hampir setiap hari transaksi kita saat ini dilakukan secara online. Hal ini karena di masa pandemi aktivitas menjadi terbatas dan memaksa kita melakukan transaksi secara online.
Untuk menghindari penipuan dalam transaksi secara online, Ody Waji, CEO Waji Travest mengatakan terdapat lima cara. Pertama, jangan tergiur dengan harga murah. Perlu diingat bahwa harga murah tidak menjamin kualitasnya baik, kebanyakan penipuan yang dilakukan memangkas harga hinga 70 persen dari harga barang asli.
Kedua, memanfaatkan transaksi via rekening bersama (rekber). Hal ini banyak digunakan pada marketplace. Cara kerja rekber ini sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Nantinya, uang tidak langsung diterima oleh penjual hingga barang tersebut sampai.
“Transaksi rekber jauh lebih aman dibanding kita transaksi langsung kepada penjual. Ketika mendapatkan suatu barang yang ingin dibeli dari media sosial seperti Facebook, minta penjual untuk mengunggahnya di marketplace agar bisa menggunakan rekening bersama,” ujar Ody saat menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu (18/8/2021).
Ketiga, sistem Cash On Delivery (COD). Sistem ini bisa menjadi alternatif bagi yang masih ragu dengan transaksi rekber via marketplace. Dalam sistem COD, pembeli akan membayar barang tersebut kepada kurir lalu nantinya diteruskan kepada pembeli.
Keempat, meminta foto asli barang untuk menghindari akan ada penipu yang memanfaatkan foto dari akun-akun asli. Ketika foto asli dikirim sesuai deskripsi, kita bisa melanjutkan ke proses checkout.
Kelima, waspadai testimoni palsu. Testimoni diyakini bisa menambah kepercayaan pembeli terhadap suatu toko atau penjual. Akan tetapi, perlu diperhatikan testimoni palsu dan biasanya banyak terjadi di media sosial. Testimoni palsu bisa diketahui dari komentar-komentar dalam foto tersebut.
“Cara mengetahui testimoni itu benar biasanya dilihat dari kolom komentar. Testimoni palsu biasanya juga dikomentari oleh akun palsu atau akun yang tidak aktif. Sebaliknya, testimoni asli biasanya ditulis oleh akun-akun yang aktif di media sosial,” jelasnya.
Penipuan digital lainnya selain melalui transaksi ialah dari undian berhadiah. Biasanya disebarkan melalui SMS yang di dalamnya disertai link. Ketika di klik, link tersebut akan meminta kita untuk mengisi data diri, seperti nama, nomor KTP, nama ibu kandung, dan sebagainya. Oleh karena itu, apabila mendapat SMS semacam ini, abaikan dan langsung hapus.
Ia menyampaikan, penipuan digital rata-rata menggunakan modus yang hampir sama. Untuk itu, cara menghindari modus penipuan digital dengan menjaga informasi pribadi, tidak memberikan kode OTP, tidak tergiur dengan hadiah/keuntungan tiba-tiba, tidak mentransfer uang ke rekening pribadi, dan hanya percaya informasi di situs resmi.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lombok Utara, NTB, Rabu (18/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Astried Finnia Ayu Kirana (Managing Director), I Gede Hary Krisna Wardana (Penggiat Literasi Lombok Utara), dan Ichsan Colly (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.