Transformasi Digital Jadi Kunci UMKM Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Jayapura – Pandemi Covid-19 menghantam keras seluruh sektor dan skala industri, tidak terkecuali Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Data Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat, sedikitnya ada 37 ribu UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 sangat serius. Sebanyak 56 persen di antaranya melaporkan penurunan penjualan, 25 persen punya masalah pembiyanaa, 15 persen ada masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan.
Namun, menurut pembicara M A Palege, sejarah mencatat, bahwa UMKM juga salah satu bentuk usaha yang mampu bertahan di tengah situasi krisis. Hal itu diungkapkan oleh Palege dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, di wilayah Jayapura, Papua, Selasa, (13/7/2021).
“Saat bangsa Indonesia dilanda krisis moneter dan krisis ekonomi pada tahun 1998, terbukti para pelaku UMKM masih mampu bertahan dan menggerakan ekonomi kerakyatan di Indonesia,” kata Palege.
Hal itu juga terbukti dalam situasi krisis pandemi seperti saat ini. Meski banyak UMKM yang terdampak oleh pandemi Covid-19, tapi juga tidak sedikit yang mampu bertahan.
Palege mengatakan, bahwa salah satu kuncinya ialah dengan melakukan transformasi penjualan dan promosi melalui platform digital.
“Untuk menghadapi tantangan ini melakukan perubahan dair offline ke online. Menggunakan fasilitas internet dan digital marketing melalui Facebook, Instagram, Whatsapp, dan Google,” kata Palege.
Selain itu, lanjut Palege dukungan dan kerjasama semua pihak juga diperlukan untuk terus mendukung UMKM. Seperti salah satunya dengan branding dan keterhubungan dengan platform online atau e-commerce.
“Kemudian juga kita harus gencarkan lagi gerakan bangga buatan Indonesia yang belum lama ini diluncurkan dengan harapan bisa berkelanjutan dan menguatkan UMKM sebagai pilar perkomonimian,” kata dia.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Senior Security Engineer MAXPLUS, Fadly Arihsa juga menjelaskan soal spamming dan hacking yang jadi tantangan tersendiri di dunia digital.
Fadly menjelaskan, bahwa spamming juga cenderung banyak disalahgunakan untuk penipuan. Ia memaparkan, bahwa spamming digunakan untuk menjebak korban dengan data mengenai kartu kredit.
“Bisa juga terkait dengan informasi login E-Banking, informasi login, Ecommerce, sampai juga media sosial,” kata Fadly.
Lebih lanjut, Fadly juga menjelaskan mengenai hacking. Menurutnya hacking merupakan pengambilalihat aset digital baik itu infrastruktur, sistem ataupun informasi.
“Tujuannya beragam, mulai dari mengambil alih sistem, memanfaatkan resource, mendapatkan informasi, hingga teror,” kata Fadly.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi di wilayah Jayapura, Papua juga menghadirkan pembicara, Dosen Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, Mercyana Triana Zebua, dan Key Opinion Leader, Eryvia Maroonie.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.