Bijak Berkespresi di Media Sosial
Buleleng -Media sosial menjadi sebuah sarana bagi individu atau kelompok untuk mengutarakan dan mengutarakan berbagai hal. Namun, Ari Lesmana, vokalis Fourtwnty sekaligus Key Opinion Leader mengatakan, terkadang ada beberapa orang yang membuat masalah kecil menjadi besar di media sosial.
Dengan hal tersebut juga, Indonesia dikategorikan sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Menurut Ari, hal ini bisa dikatakan benar karena netizen Indonesia terlalu ekspresif terhadap suatu hal, termasuk juga hujatan.
“Banyak hal kecil jadi besar, tetapi aku senang karena netizen berani bersuara soal kasus baru-baru ini soal KPI dan Saipul Jamil. Netizen Indonesia berbondong-bondong dan beramai-ramai mengkritik KPI sebagai lembaga yang menjaga stabilitas tetapi melakukan kesahalan yang menjadi blunder,” ujarnya di Webinar Literasi Digital, Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu (8/9/2021).
Dari kasus tersebut, karena netizen juga Ari menyadari bahwa kasus seperti ini butuh perhatian publik. Jadi plus dan minus kalau dikatakan netizen Indonesia dibilang tidak sopan. Akan tetapi, harus tetap diingat saat menggunakan media sosial untuk lebih mendahulukan isi kepala dibandingkan ibu jari. Ketika ingin menyuarakan sesuatu harus dipikirkan lebih dahulu apakah ini menyinggung orang lain.
“Ketika kalian ingin menyuarakan sesuatu, suarakan saja. Tetapi dengan jalur dan cara yang benar,” tutur vokalis Fourtwnty ini.
Pikirkan juga dari segi bahasa saat menyampaikan sesuatu. Ari mengatakan, apabila kita terinspirasi dari seorang influencer maka tirulah hal positif dari influencer tersebut dan buang yang negatif. Jangan menuri hal negatif dari influencer hanya untuk terlihat keren. Dikhawatirkan, hal negatif tersebut menjadi kebiasaan yang nantinya sulit dihilangkan.
Agar semakin bijak dalam memakai media sosial, janganlah menyebarkan informasi pribadi, seperti nomor telepon dan email pribadi. Kemudian, berteman dengan orang-orang yang kita percaya. Memperhatikan audiens atau followers, serta tidak menyebarkan hoaks dan berbuat SARA. Lalu, saring sebelum sharing karena kalau tidak diperhatikan hal ini bisa menjadi blunder kita di media sosial. Apapun yang kita lakukan di media sosial harus berdasarkan etika.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu (8/9/2021) juga menghadirkan pembicara, Agus Jamiatul (General Manager TC Invest), Christ Jatender (Kaprodi Teknik Informatika STTI STIENI), dan I Gede Suwinda (Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.